SINABUNG, Sumatera Utara
Compiler : Rudy Dalimin (rudal@vsi.esdm.go.id)
Editor : Asnawir Nasution
Keterangan Umum
Nama Gunungapi | : | G. Sinabung |
Nama Lain | : | Sinaboeng |
Nama Kawah | : | Kawah I - IV. Kawah Batu Sigala (III) |
Lokasi a. Administrasi b. Posisi Geografi | : : | Termasuk wilayah Kab. Karo (Kabanjahe), Prop. Sumatera Utara. G. Sinabung terletak 86 km ke arah selatan dari 3°10’LU dan 982°3.5' BT (Atlas Trop. Nederl.1938,Lemb.12b) |
Ketinggian | : | a. 2460 m dpl (Jvsl. Top.Dienst, 1912, plate 24) |
Tipe Gunungapi | : | Strato |
Pendahuluan
a. Cara pencapaian
G.Sinabung dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 dari
b. Demografi
Sebagian besar penduduk bermukim di pedesaan yang tersebar di sekeliling kaki dan lerengnya, kecuali lereng dan kaki barat, baratlaut dan utara dimana morfologi dan topografinya relatif terjal namun mempunyai alam yang cukup sejuk dengan Danau Kawar yang terletak di kaki baratlaut.
Mata pencaharian penduduk pedesaan di sekitarnya sebagian besar umumnya bertani, dan sisanya terdiri atas pegawai negeri, pedagang dan buruh.
Di antara kota-kota di sekitarnya Brastagi dan Kabanjahe diperkirakan mempunyai penduduk terbanyak karena merupakan
c. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Hasil erupsi G.Sinabung pada masa lalu telah menghasilkan banyak batuan yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan baik berupa PAD maupun pendapatan masyarakat yang berada di sekeliling lerengnya. Produk erupsi G. Sinabung terutama terdiri atas batuan keras (lava) dan pasir (endapan jatuhan piroklastik) yang dapat dijumpai di sekitar lereng dan kakinya.
Sumberdaya lain yang dapat dimanfaatkan adalah endapan sublimasi belerang yang terdapat di daerah puncak dan endapan yang baik terkonsentrasikan pada dinding-dinding kawah (M.S. Santoso dkk, 1982). Pada tahun 1912 pernah dilakukan penyelidikan oleh peminat yang akan memanfaatkan belerang tersebut, namun tidak diketahui bagaimana kelanjutan hasil penyelidikan tersebut.
Disamping kedua jenis sumberdaya gunungapi tersebut di atas juga terdapat manifestasi (kenampakan) sumberdaya panasbumi berupa kegiatan solfatara, yang juga terdapat di daerah puncak (M.S Santoso dkk, 1982).
d. Wisata
G. Sinabung juga merupakan gunungapi soliter dengan bentuk kerucut yang relatif sempurna dan alur-alur sungai berbentuk radial, menjulang tinggi di atas dataran tinggi Karo. Oleh karena itu, secara keseluruhan G. Sinabung dan sekitarnya mempunyai alam yang indah sebagai tujuan wisata.
SEJARAH LETUSAN
Tulisan mengenai G. Sinabung sangatlah sedikit sehingga tidak banyak diketahui tentang sejarah kegiatannya pada masa lalu meskipun produk erupsinya terutama lava banyak ditemukan di daerah lereng dan puncaknya. Kegiatan yang diketahui pada 1881? Kenampakan kondisi kawahnya dengan beberapa solfatara yang masih menunjukkan aktivitas vulkanik mengindikasikan bahwa gunungapi ini diperkirakan masih berpotensi untuk bererupsi, meskipun perlu dilakukan penyelidikan dan pengamatan lebih lanjut untuk membuktikannya.
Karakter letusan
Ditinjau dari produk erupsinya yang banyak terdiri atas batuan lava menunjukkan bahwa corak erupsi G. Sinabung lebih didominasi oleh erupsi bersifat efusiv namun kadang-kadang diselingi oleh erupsi bersifat esplosiv.
GEOLOGI
Fisiografi
G. Sinabung dan G. Sibayak merupakan suatu kelurusan dengan Danau Toba yang terletak di sebelah selatannya. Dibadinga dengan G. Sibayak yang tubuhnya telah rusak, G. Sinabung mempunyai tubuh yang sangat mulus dan merupakan gunungapi soliter yang muncul di atas Dataran Tinggi Karo.
Morfologi
Dilihatdari bentuk tubuhnya yang relatif lebih mulus menunjukan bahwa G. Sinabungrelatif lebih muda daripada G. Sibayak yang terletak di sebelah baratlautnya.G. Sinabung merupakan gunungapi strato dengan kerucut bagus, secara morfologi dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu : satuan morfologi puncak, satuan morfologi lereng dan satuan morfologi kaki.
Sruktur geologi
Ditinjau dari pola struktur regional yang dapat diamati, G. Sinabung dan G. Sibayak mempunyai kelurusan dengan Danau Toba, diperkirakan aktivitas dan kemunculan gunungapi ini mempunyai kaitan erat dengan terjadinya Danau Toba tersebut.
Sejarah geologi
Diperkirakan gunungapi ini mulai tumbuh antara Plistosen hingga Holosen, dengan menghasilkan banyak aliran lava pada lereng-lerengnya.
Stratigrafi
Secara regional gunungapi ini termasuk Kuarter, sedangkan stratigrafi vulkanik gunngapi ini belum ada (belum dipetakan).
Petrografi
Batuan lava dari peneliti terdahulu adalah berupa : Andesit piroksen
Komposisi mineral terdiri atas: augit, hornblende dan hipersten.
GEOFISIKA
Belum pernah dilakukan
GEOKIMIA
Kimia batuan/petrokimia (lava)
Analisis kimia yang diperoleh dari lava andesit piroksen berupa elemen mayor yaitu:
Mayor (% berat) SiO2 | 55.99 |
TiO2 | 0.70 |
Al2O3 | 18.19 |
Fe2O3 | 4.10 |
FeO | 3.85 |
MnO | - |
MgO | 3.02 |
CaO | 8.27 |
Na2O | 3.28 |
K2O | 1.53 |
P2O5 | 0.13 |
H2O+ | 0.99 |
H2O- | 0.20 |
Total % | 100.25 |
MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI
Meskipun gunungapi ini tidak dimasukkan dalam kelompok gunungapi aktiv tipe A, dan juga berlum ada penyelidikan tentang kegiatan terakhir gungapi ini, dilihat dari kondisi kawahnya yang masih menunjukkan aktivitas vulkanik bukan tidak mungkin bahwa gunungapi ini dapat meletus pada waktu yang akan datang.
Oleh karena itu usaha mitigasi untuk mengantisipasi kemungkinan erupsi pada waktu yang akan datang perlu dilakukan penyelidikan geologi terutama studi stratigrafi detil untuk mengetahui evolusi dan sejarah kegiatannya, baru kemudian bila perlu diikuti dengan pemantauan secara visual dan instrumental.
Usaha mitigasi lainnya berupa pembuatan peta kawasan rawan bencana, peta zona risiko bahaya gunungapi, penelitian deformasi, geokimia, dan geofisika yang dilakukan secara berkesinambungan.
Daerah Bahaya G. Sinabung
Peta Daerah Bahaya oleh M.S Santoso dkk (1982) membagi daerah bahaya G. Sinabung yang ada masih bersifat sementara. Dalam peta daerah bahaya tersebut dibagi dua tingkatan yaitu Daerah Bahaya (warna merah) dan Daerah Waspada (warna kuning).
Berdasarkan produk erupsinya pada masa lalu yang dominan terdiri atas lava dan diselingi oleh piroklastik menunjukkan bahwa letusan G. Sinabung dapat digolongkan sebagai letusan yang didominasi oleh erupsi bersifat efusiv.
Daerah Bahaya
Daerah Bahaya meliputi daerah berjari-jari ± 3 km dari pusat erupsi, bervariasi dan diperpanjang mengikuti bentuk morfologi dan topografi di sekitar lerengnya terutama sungai-sungai yang berhulu di daerah puncak. Jarak terpanjang sejauh 5 km ke arah selatan mengikuti cabang K. baru, sedangkan jarak terpendeknya menuju ke arah utara, barat dan timur sejauh ± 3 km. Luas Daerah Bahaya ± 30 km2 dengan jumlah penduduk ± 200 jiwa pada tahun 1982 (Santoso dkk, 19820).
Daerah Waspada
Daerah Waspada merupakan perluasan daerah bahaya berpusatkan titik erupsi yan sama dengan jari-jari 5 km. Jarak terjauh ± 11 km ke arah baratdaya mengikuti lembah sungai Penra, L. Mahakam dan L. Baru. Jarak terpendeknya ± 5 km ke arah barat. Luas daerah waspada ± 32 km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 1981 sebanyak 13.593 jiwa (Santoso dkk, 1982).
DAFTAR PUSTAKA
· Santoso, M.S., S. Wikartadipura, dan A.D Sumpena,1982 Laporan Kegiatan Pemeriksaan Puncak dan Pemetaan Daerah Bahaya G. Sinabung, Sumatra Utara.
· Simkin, T. & L. Siebert, 1994 Volcanoes of the World; Second Edition. A Regional Directory, Gazetteer and Chronology of Volcanism During the Last 10.000 years. Smithsonian Institution, Global Volcanism Program
· Westerfeld, J., 1952 Quaternary Volcanism on Sumatre. Bull. Geol. Soc. Am, 63: 561-594
Dokumentasi Peta
Peta geologi regional skala 1 : 250.000
Pemeta: Cameron, Aspden, Bridge, Djunudin, Ghazali dkk
Penerbit: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Peta-peta topografi/rupabumi
Peta Indeks topografi
Skala 1 : 50.000; 1.250.000
Ukuran 23 x 29 inci
Publikasi tahun : 1983
Penerbit: Badan Koordinasi Survey & Pemetaan Nasional
Peta Indeks 1 : 250.000, berwarna & hitam putih, berupa foto copy
Ukuran 08 x 14” ada dua lembar dari 8 lembar, dalam bahasa Inggris
Peta topografi
Skala 1 : 250.000, garis kontur 100 meter
Nama lembar :
Penerbit: BAKOSURTANAL
Data publikasi 1986
Format : berwarna
Ukuran 20 x 33 inci
Proyeksi Tranverse Mercator
EDIT: (Santoso dkk, 19820). Harusnya Santoso dkk, 1982.
BalasHapus