SORIK MARAPI, Sumatera Utara
Compiler : Ony K. Suganda (ony@vsi.esdm.go.id)
Editor : Mas Atje Purbawinata
Keterangan Umum
Nama | : | Sorik Marapi |
Nama Lain | : | Sorieg Berapi, Seret Berapi. |
Nama Kawah | : | Kawah Sorik Marapi A dan B, Danau Merah (C) |
Nama Lapangan Solfatara | : | Sibangor Julu |
Lokasi a. Geografi
b. Administrasi |
: :
|
0°41'11.72"LS 99°32'13,09" BT Kecamatan Kotanopan dan Kecamatan Napal, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara |
Ketinggian | : | 2145 m |
Tipe Gunungapi | : | Strato dengan danau kawah |
Pendahuluan
Cara Pencapaian Puncak
Kampung Maga sebagai titik permulaan pendakian, kemudian melewati Kp. Sibangor yang terletak dilereng baratlaut gunung ini pada ketinggian ± 900 m, mendaki ke ketinggian 1545 m.
Dapat juga menempuh perjalanan dari Kotanopan lewat Maga menuju Sibangor dan menuju fumarola dilereng gunung ini pada ketinggian 1300 m, kemudian menuju puncak.
SEJARAH LETUSAN
1830 | Terjadi letusan yang menghasilkan abu, lumpur dan bom gunungapi. Endapan abu mencapai jarak sampai 52 km. Diperkirakan sebagai letusan preatik dari kawah pusat. |
1879 | Danau Kawah Merah mendidih, terjadi semburan berupa lumpur yang membumbung ke atas, diperkirakan sebagai letusan preatik di kawah pusat. |
1892 | 21 Mei jam |
1893 | Januari jam |
1917 | 20 Mei, jam |
1970 | Menurut catatan Dinas Vulkanologi, pada tahun ini terjadi letusan abu. |
Geologi dan Petrologi
Geomorfologi
1. Satuan Morfologi Pegunungan Terlipat
Menempati sebagian besar daerah penelitian di bagian tenggara, timurlaut dan baratlaut, pola aliran sungai dendritik, stadia muda-dewasa, 500-900m dpl.
2. Satuan Morfologi sisa tubuh gunungapi
Menempati utara puncak Sorik Marapi, berlereng terjal, 600-1200m dpl.
3. Satuan Morfologi Sisa Lereng Gunungapi Tua
Menempati daerah sebelah barat dan timurlaut puncak, pola aliran sungai dendritik, lereng terjal, ketinggian 1400-1800m dpl.
4. Satuan Satuan Morfologi aliran Lava dan Kerucut Lava Sorik Marapi Tua
Memanjang arah barat-timur dan menempati sekitar 15% luas daerah penelitian. Lereng terjal bagian barat dan melandai di bagian timur pola aliran sungai dendritik, stadium muda, ketinggian 1200-1600m dpl.
5. Satuan Morfologi Lereng Sorik Marapi
Memanjang arah timur-barat sepanjang jalan menuju Natal, lereng sedang, pola aliran sungai radial, stadia muda, ketinggian 1200-1600m dpl.
6. Satuan Morfologi Kerucut Marapi
Menempati bagian dari kerucut Sorik Marapi Muda, bergelombang, lereng terjal, pola aliran sungai radial, stadia muda, ketinggian 1600-2150m dpl.
7. Satuan Morfologi Dataran Aluvial
Menempati sebelah utara dan timurlaut, relatif datar, dibentuk oleh endapan aluvial yang dihasilkan dari sungai pada stadia dewasa-tua, ketinggian 400-500m dpl.
Geologi dan Petrologi
Geologi daerah Sorik Marapi terdiri dari satuan batuan yang berurut dari tua ke muda sebagai berikut:
Geologi dan Petrografi
Geologi
Dari hasil penyelidikan geologi gunungapi yang dikompilasikan dengan hasil analisa foto udara, maka dapat diuraikan urut-urutan satuan batuan dari yang tertua hingga termuda adalah sebagai berikut:
1. Batuan dasar Pra-Kuarter
Satuan ini terdiri dari batuan Pra-Tersier dan Tersier;
1.1. Batuan Pra-Tersier
Litologi satuan ini umumnya terdiri dari batuan sedimen termetamorfosa/metasedimen yang telah tersesarkan dan terlipat kuat, seperti batugamping, filit dan slate. Secara regional satuan ini dimasukan sebagai Formasi Muarasoma, berumur Kapur yang merupakan batuan tertua di Sorik Marapi ini.
1.2. Batuan Tersier
Litologi satuan ini terdiri dari serpih karbon yang telah tersesarkan dengan kuat, ditandai dengan adanya bidang hancuran (berupa bidang geser “shear structure” yang saling berpotongan), adanya struktur “sisik ikan” (struktur khas untuk batuan lempungan yang terkena sesar dengan kuat). Pada beberapa tempat lainnya dapat ditemukan batuan tufa yang telah mengalami alterasi hidrothermal yang ditandai dengan kehadiran mineral klorit, kaolin dan oksida besi yang disertai dengan silisifikasi dan pengayaan mineral pirit pada bidang kekarnya. Jenis batuan lainnya ialah diorit yang telah teralterasi yang ditandai dengan kehadiran klorit dan lempung putih menggantikan felspar. Lava diorit ini dapat ditemukan di daerah Lalu Rombang.
2. Satuan Batuan Vulkanik Pra-Sorik Marapi (Pso)
Diperkirakan berumur kuarter tua dan dihasilkan dari gunung Sorik Marapi, terdiri dari:
2.1. Jatuhan Piroklastik Pra-Sorik Marapi (PSO.jp.)
Berupa aglomerat (diameter >0.5 cm) yang telah terkompakan dengan fragmen berkomposisi andesit-andesit basaltik dan secara stratigrafi terletak diatas batuan tersier.
2.2. Aliran Piroklastik Pra-Sorik Marapi1 (Pso.ap.1)
Merupakan sataun batuan laharan
2.3. Lava Pra-Sorik Marapi (Pso.1.)
Litologinya berupa lava andesitik, sebagian terbreksikan dan teralterasikan akibat pengaruh sesar besar Sumatera yang diikuti dengan kegiatan solfatara dan fumarola. Batuan ini umumnya berwarna abu-abu keputihan, tekstur porfiritik dengan fenokris terdiri dari felspar dan piroksen dalam masa dasar afanitik, sedangkan batuan yang tidak terkena alterasi dapat ditemukan dalam bentuk bongkah-bongkah besar yang berwarna abu-abu kehitaman.
2.4. Aliran Piroklastik Pra-Sorik Marapi2 (Pso.ap.2)
Litologinya berwarna putih keabu-abuan, mengadung charcoal yang agak lapuk berwarna coklat kekuningan, agak kompak, getas, kemas terbuka dan pemilahan buruk, berkomponen batuapung/pumice berukuran maksimum 20cm, banyak mengandung hornblenda, terdapat dalam material halus (1-2mm) yang berwarna putih dan banyak mengandung gelas. Kadang ditemukan fragmen andesitik dengan tekstur afanitik.
2.5. Aliran Piroklastik Pra-Sorik Marapi3 (Pso.ap.3)
Ciri litologinya berwarna putih keabu-abuan, yang terlapukan berwarnq coklat kemerahan (dalam bentuk soil), kurang kompak, getas, kemas tertutup denan pemilahan sedang-baik (tidak mengandung fragmen batu apung), berbutir halus (1-2mm), sedikit mengandung gelas dan umumnya tersingkap kurang baik.
2.6. Lahar Pra-Sorik Marapi (Pso.lh.)
Litologi satuan ini dapat dilihat dari fragmennya yang terdiri dari andesit proksin, andesit basaltik dan tufa yang tersilisifikasikan, ukuran fragmen umumnya .15cm.
3. Satuan Batuan Sorik Marapi
Dihasilkan dari beberapa titik erupsi, urut-urutannya dari tua ke muda adalah sebagai berikut:
3.1. Lava Sorik Marapi Tua1 (SoT.1.1)
Ciri litologinya antara lain berupa lava andesit piroksen, dalam keadaan lapuk berwarna abu-abu kecoklatan, mempunyai rongga-rongga (vesikuler), porfiritik dengan fenokris hornblenda dan piroksen serta sedikit felspar dalam masa dasar afanitik. Disebagian tempat sudah terlapukan, ditandai dengan adanya klorit dan sedikit kaolin serta oksida besi yang mengakibatkan masa dasarnya berwarna merah tua.
3.2. Lava Sorik Marapi Tua2 (SoT.1.2)
Secara stratigrafi satuan ini menutupi SoT.1.1. Ciri litologinya antara lain berupa lava dasitik dengan xenolit berupa rhyolit, berwarna abu-abu kecoklatan, porfiritik, dengan fenokris kuarsa, felspar, hornblenda dan sedikit biotit dalam masa dasar afanitik. Singkapan terbaik dapat ditemukan pada aliran sungai di utara Adian Ubar (di samping bendungan) dengan ketebalan mencapai 4m.
3.3. Lava Sorik Marapi1 (So.1.1)
Kenampakan litologinya berupa lava andesit, berasosiasi dengan fumarola/solfatara, berwarna abu-abu kehitaman, vesikuler, porfiritik dengan fenokris dominan piroksin pada masa dasar afanitik. Kenampakan fumarola/solfatara satuan ini terlihat berupa bongkah-bongkah yang berwarna kehitaman, hal ini disebabkan pengaruh sesar orde kedua dari sesar besar Sumatera yang melalui daerah ini.
3.4. Lava Sorik Marapi2 (So.1.2)
Litologinya berupa lava andesit, berwarna abu-abu terang, mengandung sedikit rongga-rongga vesikuler, porfiritik dengan fenokris hornblenda, felspar dan sedikit biotit pada masa dasar afanitik, Singkapan berbentuk bongkah-bongkah dengan tebal singkapan mencapai 15m.
3.5. Lava Sorik Marapi3 (So.1.3)
Ciri litologi berupa lava andesitik, berwarna abu-abu kehitaman, porfiritik dengan fenokris dominan piroksen pada masa dasar afanitik. Sebagian singkapan dalam keadaan segar dan dapat ditemukan pada dinding kawah Danau Merah dengan kekar-kekar kolom (Columnar Joint) yang terlihat cukup jelas. Ketebalan teramati mencapai 30m.
3.6. Lava Sorik Marapi4 (So.4)
Litologinya berupa lava andesitik-basaltik, berwarna abu-abu kehitaman, porfiritik dengan fenokris piroksen, felspar serta sedikit olivin pada masa dasar afanitik. Singkapan umumnya dalam keadaan segar, antara lain di sekeliling kawah utama dengan ketebalan mencapai 20-25m.
3.7. Lahar Sorik Marapi (So.lh)
Secara stratigrafi satuan ini menutupi produk Pra-Sorik Marapi dan Sorik Marapi muda yang terbentuk sebelumnya. Lahar ini diperkirakan produk lahar yang mengikuti letusan phreatik pada tahun 1892 yang menimbulkan korban jiwa 180 orang meninggal di kampung Sibangor, dan juga mnyebabkan 66 orang meningga di daerah Tano Bato pada 28 November 1915 malam, sehingga penting diperhatikan penyebarannya. Fragmen sataun ini terdiri dari andesit, pumice dan sedikit andesit yang teralterasikan, dengan ukuran berkisar dari 2cm – 1m. Di daerah Sibangor satuan ini teralterasi akibat pengaruh solfatara hingga terpropilitisasi (adanya epidot, klorit) dan terargilitisasi (adanya kaolin) dengan pengayaan mineral pirit pada bidang-bidang kekarnya.
3.8. Jatuhan Piroklastik Sorik marapi (So.jp.)
Satuan ini dihasilkan dari hasil letusan 1986, terdiri dari, jatuhan abu, lapili dan bom vulkanik yang mencapai ukuran 0.5m. Jatuhan abu dan lapili memperlihatkan bentuk singkapan dengan perlapisan yang baik, disertai dengan struktur perlapisan bersusun (graded bedding), seperti yang terdapat diutara bibir kawah, dengan ketebalan keseluruhan mencapai 1.05m, secara stratigrafi satuan ini merupakan produk termuda dari Sorik Marapi yang menutupi satuan batuan lain dibawahnya.
3.9. Satuan Endapan Aluvial
Satuan ini merupakan hasil erosi dan transportasi oleh aliran sungai yang diendapkan pada daerah-daerah yang merupakan limpahan banjir. Litologinya terdiri dari berbagai macam batuan (andesit, kwarsa, serpih, filit, tufa tersilisifikasi, diorit, leukogranit, jasper dan kalsedon) dengan berbagai ukuran dan umumnya mempunyai bentuk membulat-membulat tanggungseperti terlihat di sepanjang aliran sungai Batang Gadis.
Geofisika
Pada peta anomali Bougeur terlihat beberapa daerah anomali positif dan negatif. Pola struktur primer yang ditafsirkan dari peta anomali bougeur umumnya hampir berarah utara-selatan dan timurlaut-baratdaya. Pertama yaitu kelurusan yang dimulai dari G. Sorik Marapi Namenek, melalui Sibangor Tonga hingga desa Maga, yang dicirikan dengan kelurusan anomali positif kontak dengan anomali negatif Binanga, yang merupakan sesar geser yang memotong sesar utama yang berarah tenggara-baratlaut.
Kemudian struktur yang melalui Dolok Singa Jambu, Purba Julu yang merupakan kelurusan dengan dicirikan kelurusan kontur. Antara kelurusan pertama dan kedua terdapat kelurusan yang melalui Singa Jambu, Gumbot dan dicirikan batas anomali positif dan negatif, negatif dan positif dan kelurusan kontur. Kearah utara terdapat pola kelurusann struktur yang dimulai dari Dolok Namu, Dolok Monis-monis, Tano bato dan Bintuas, yang dicirikan dengan terlihatnya kelurusan pola kontur.
Kemudian sejajar diutaranya terdapat kelurusan yang dimulai dari Dolok Sampuran, Roburan Dolok, Lumban Dolok. Kedua kelurusan tersebut merupakan patahan geser, yang menggeser struktur utama, yang berarah tenggara-baratlaut. Anomali negatif di sekitar Sibangor
Geokimia
-
Mitigasi Bencana Gunungapi
Data kegiatan mengenai G. Sorik Marapi belum begitu banyak tercatat, sehingga dalam menganalisa dan penentuan luas daerah bencana masih sangat terbatas untuk diutarakan. Pada umumnya bahaya yang sering timbul oleh kegiatan erupsi banyak dibantu oleh adanya data catatan mengenai jenis-jenis erupsi dan tipenya pada kurun waktu letusan itu terjadi. Mengingat G. Sorik Marapi mempunyai danau kawah di puncak, tidak menutup kemungkinan bahwa letusan besar dapat menimbulkan lahar letusan yang membahayakan terhadap lingkungan. Menurut Neuman van Padang (1938), bila terjadi letusan di kawah pusat, lahar panas akan menghantam desa Sibango Julu dan desa Singo Jambu, karena jaraknya cukup dekat dari puncak, sekitar 4.5 km. Disamping itu daerah lain juga tidak luput dari ancaman bahaya lahar seperti desa Sibangor Tonga, Tano Bato, Pagar Galagala, Jambu Jalak dan Pagaran Kersik Julu, yang sebagian besar terletak pada pinggiran sungai yang berhulu dipuncak. Batas-batas daerah bahaya ini telah dibuat dalam suatu peta Daerah Bahya dengan dua katagori, yaitu: Daerah Bahaya dan Daerah Waspada.
Daerah Bahaya
Berdasarkan penyebaran bom gunungapi dan eflata lainnya yang langsung dimuntahkan dari titik letusan merupakan daerah yang dianggap berbahaya secara langsung terletak dalam suatu lingkaran berjari lebih kurang 4 km dari titik erupsi. Berdasarkan aliran lava, awan panas atau lahar, jaraknya bervariasi sesuai dengan keadaan morfologi; di sebelah barat dengan jalur sepanjang lembah Aek Binango, Aek Maga, Aek Silailai dan Aek Singolot. Menurut K. Kusumadinata (Data Dasar Gunungapi, 1979), Aek Silailai dan Aek Singolot merupakan sasaran letusan berupa lahar letusan, awan panas dan lava pijar. Luas daerah bahaya lebih kurang 60.4 km2 melliputi 9 buah desa dengan jumlah penduduk sekitar 9036 jiwa (1995).
Tabel 1. Jenis Bahaya, Daerah/Bangunan yang Terancam Bahaya
JENIS BAHAYA |
KABUPATEN/ KECAMATAN |
DESA/ DAERAH | JUMLAH BANGUNAN YANG TERANCAM |
JUMLAH PENDUDUK |
ALIRAN SUNGAI/ JALUR | |
|
|
|
| KK | JIWA |
|
Daerah Bahaya | | Purbo Lamo | Mesjid | 61 | 311 | Aek Saraga |
|
| Pasar Maga | SD, Mesjid | 312 | 1.563 | Aek maga |
|
| Huta Lombang | SD, SMPN, Mesjid | 124 | 808 | Aek Siunik |
|
| Sibanggor | SD, Mesjid | 103 | 503 | Aek Sibanggor |
|
| Sibanggor Julu | SD, Mesjid | 270 | 1.351 | Aek Sibanggor |
|
| Purba Julu | SD, Mesjid | 68 | 344 | Aek Sibanggor |
|
| Angin Barat | SD, Mesjid | 121 | 580 | Aek Sampuran |
|
|
|
|
|
|
|
Daerah Waspada | | Hayu Raja | SD, Mesjid | 396 | 2.001 | Aek Namilas |
|
| Roburan Lombang | SD, Mesjid | 318 | 1.575 | Aek Roburan |
Tabel 2. Jenis Bahaya, Daerah/Bangunan yang Terancam Bahaya
JENIS BAHAYA |
KABUPATEN/ KECAMATAN |
DESA/ DAERAH | JUMLAH BANGUNAN YANG TERANCAM |
JUMLAH PENDUDUK |
ALIRAN SUNGAI/ JALUR | |
|
|
|
| KK | JIWA |
|
Daerah Bahaya | | Purbo Baru | SD, Ibtidayiyah, Mesjid | 131 | 5.158 | Aek Singolot |
|
| Bangun Purba | SD, Mesjid | 259 | 1.297 | Aek Singolot |
|
| Siantona | SD, Mesjid | 113 | 567 | Aek Siantona |
|
| Aekmagian Lombang | SD, Mesjid | 170 | 884 | Aek marian |
|
| Maga Lombang | SD, Mesjid | 318 | 1.599 | Aek Roburan |
|
| Maga Dolok | SD, Mesjid | 111 | 601 | Aek maga |
|
| Hutanamela | SD, Mesjid | 349 | 1.239 | Aek Susupak |
|
| Huta Baringin Maga | SD, Mesjid | 162 | 838 | Aek maga, Aek Incor |
|
| Huta Tinggi | SD, Mesjid | 288 | 1.440 | Aek Roburan |
|
| Sibanggor Jae | SD, Mesjid | 209 | 1.046 | Aek Sibanggortonga |
|
| Laru Lombang | SD, Mesjid | 117 | 576 | Aek Bt gadis |
|
| Pasar Laru | SD, Mesjid | 124 | 579 | Aek Namilas |
|
| Laru Balok | SD, Mesjid | 53 | 259 | Aek Binanga |
|
| Laru Baringin | Mesjid | 49 | 275 | Aek Bt Gadis |
|
| Laru Dolok | Mesjid | 28 | 233 | Aek Bt Gadis |
|
| Huta | SD, Mesjid | 158 | 850 | Aek Roburan |
|
|
|
|
|
| Aek Siraga |
Daerah Waspada | | Huta Rimbaru Angin Barat | SD, Mesjid | 255 | 1.290 | Aek Singadaras |
|
| Tano Bato | SD, Mesjid | 309 | 1.605 | Aek Antum |
|
|
|
|
|
| Aek Nangali |
Daerah Waspada | | Sapo Tinjak | SD, Mesjid | 127 | 629 |
|
|
| Tarlola | SD, Mesjid | 114 | 560 |
|
|
| Aek Nangali | SD, Mesjid | 226 | 1.143 |
|
Daftar Pustaka
1. K. Kusumadinata, 1979., Data Dasar Gunungapi.
2. Tulus, dkk, 1986., Laporan Kegiatan G.Sorik Marapi.
3. Tjetjep Setiawan, dkk, 1990., Pemetaan Geologi G.Sorik Marapi Padangsidempuan, Sumatera Utara.
4. Djoko Hadisudewo, dkk, 1990., Geokimia Panasbumi Sorik Marapi, Sumatera Utara.
5. Tim Prospeksi Panasbumi, 1990., Laporan Pengukuran Gayaberat Daerah G.Sorik marapi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
6. L. Manalu, dkk, 1995., Laporan Pengumpulan Data G.Sorik Marapi, Sumatera Utara.
7. Adkins, J; et.al, 1978., A Regional Gravity Base Station Network for
8. Akbar N, dkk, 1985., Pemetaan Geologi panasbumi daerah G.Sorik Marapi, dsk, Panyambungan, Tapanuli Selatan. Skala 1:50.000.
9. Hocktein, MP, 1982., Introduction to Geothermal Prospecting, Geothermal Institute,
10. JICA, 1982., Lempur Geothermal Development Second Phase Survey, Indoensia.
11. Parasnis, DS, 1979., Principle of Applied Geophysics, Hal. 98 s/d 129.
12. Nettleton, 1976., Geophysical Prospecting for Oil, MC Graw Hill Book Company, Inc,
13. Simanjuntak, J, 1990., Geofisika cara tahanan jenis daerah G.Sorik Marapi, tapanuli Selatan, Sumut.
14. Adnawidjaja, M.I., Referat Gunung Sorik Marapi.
15. Bemmelen, R.W, 1949., Geologi of
16.
17. Kusumadinata, K, 1979., Data Dasar Gunungapi
18. NMS, Rock, dkk, Peta Geologi Lembar Lubuk Sikaping, Sumatera, 1983, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
19. Situmorang, T, 1990., Laporan Geologi Foto Daerah Gunung Sorik Marapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung.
20. Katili, J.A. & Marks, P., 1963., Geologi, Institut Teknologi Bandung Dep. Umum Research Nasional,
21. Nurhayati, H, 1986., Dasar-dasar Ilmu Tanah, UN. Lampung.
22. Noda, T., Volatile Mercury Capture with a Gold Needle and its application to Geothermal Prospecting.
23. Sumardi, A. & Saechani., Laporan Pemeriksaan kawah dan pengukuran suhu G.Sorik Marapi, 1984.
Secara administratif, gunung Sorik Marapi sekarang berada di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. (eurekabuana@gmail.com)
BalasHapusmakasih cukup membantu untuk jalur evakuasi...
BalasHapus