29 Oktober 2010

Sibayak

SIBAYAK, Sumatera Utara

Compiler : R. Mawardi (mawardi@vsi.esdm.go.id)

Editor : Hamidi


Keterangan Umum

Nama

:

G. Sibayak

Nama Lain

:

G. Rangkap Sibayak

Nama Kawah

:

Kawah Sibayak I dan Sibayak II

Lokasi

:

Koordinat/ Geografi : 97°30'BT dan 4°15'LS .

Secara administratif G. Sibayak termasuk dalam wilayah Kab. Karo dan Kaban Jahe, Prop. Sumatera Utara.

Ketinggian

:

Puncak lk 2.094 m dpl

Nama kota Brastadi yang berada lk 1500 m diatas permukaan laut.

Tipe Gunungapi

:

Strato (berlapis), mengandung banyak lava dan disebut pula G. Rangkap Sibayak 2.094 dan G. Pitno 2.212. Gunung ini termasuk salah satu gunungapi aktif tipe B, di Sumatera Utara, karena gunungapi tidak memperlihatkan kegiatan magmatiknya sejak tahun 1600 sampai sekarang.

Pendahuluan

Cara Pencapaian Puncak

Untuk mencapai puncak Gunung Sibayak dapat dilakukan dari Kota Berastagi menuju kampung Doulu lk 6 km, kemudian dilanjutkan menuju desa semangat Gunung dengan jarak sekitar 1000 m yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit. Untuk mencapai puncak G.Sibayak, Pendakian dapat dilakukan dari desa Semangat Gunung dengan jarak tempuh sekitar 3 jam melalui jalan besar yang cukup baik.

Kota terdekat

Kota terdekat lainnya adalah kota Kaban Jahe yang merupakan ibukota Kabupaten Tanah Karo, terletak sekitar 12 km dari kota Berastagi.

Demografi

Kabupaten Tanah Karo dipimpin oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten, yaitu Kaban Jahe dengan Jarak sekitar 78 km dari kota Medan, termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara. Beberapa kelompok etnis tinggal di propinsi ini, mulai dari suku Melayu yang tinggal di sepanjang pantai timur dan suku Batak yang dapat dibagi menjadi 5 kelompok sub. Etnis yaitu : Karo, Simalungun, Angkola Mandailing, Pakpak Dairi dan Toba. Yang terakhir adalah yang terbesar, dan suku bangsa yang lain adalah orang – orang Nias di Pulau Nias.

Populasi yang beraneka ragam suku dan agama merupakan propinsi yang paling padat diluar Jawa, dengan penduduk lebih dari 11 juta orang. Pekerjaan masyarakat Kabupaten Tanah Karo umumnya sebagai petani, karena daerah ini dikenal sebagi pusat buah – buahan segar, sehingga mendapat julukan sebagai kota Markisa untuk Brastagi.

Inventarisasi Sumber daya Gunungapi

Wisata

Brastagi terletak di dataran tinggi Tanah Karo, berjarak sekitar 7 km di selatan Gunung Sibayak. Brastagi adalah kota yang paling dekat dengan gunungapi tersebut. Daerah ini memiliki hawa yang sejuk dan dikelilingi oleh barisan gunungapi dan hamparan perladangan dan pertanian yang indah dan hijau. Kota ini merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap di Tanah Karo, seperti hotel berbintang, restoran, sarana olah raga seperti lapangan Golf dan lainnya. Brastagi dikenal juga dengan julukan kota Markisa.

Kawasan G. Sibayak terdapat beberapa potensi wisata yang cukup menarik, seperti wisata alam dan budaya. Wisata alam hasil aktifitas G. Sibayak di masa lampau menjadikan kawasan ini mempunyai panorama yang indah, terdapat juga mata air panas, fumarola dan solfatara. Dibagian tenggara G. Sibayak lk. 5 km ke arah Medan, terdapat Taman nasional Tongkoh yang diberi nama Tahura Bukit Barisan.Wisata budaya dapat dinikmati berupa tarian tradisional Batak Karo dan rumah tradisional Batak Karo, diperkirakan berumur 250 tahun, terdapat di kampung Lingga. Disamping itu dapat dikunjung Museum Karo Lingga, koleksi yang dipamerkan khusus benda budaya yang berasal dari leluhur etnis Batak karo.

Potensi Air G.Sibayak

Potensi sumber air dingin didaerah gunungapi selain untuk kebutuhan air untuk penduduk daerah setempat, diharapkan bisa menunjang adanya sumber panas di kedalaman sebuah gunungapi dan dapat mengetahui latar belakang unsur-unsur yang terdapat dalam air panas itu sendiri. Hasil analisa dari beberapa conto air sungai dan danau yang terdapat di sekitar G.Sibayak menunjukkan keasaman (PH) yang normal yaitu sekitar 6 - 7, sedangkan untuk air panas keasamannya mencapai 5 - 7. Debit untuk air sungai berkisar antara 55 – 700 lt/dtk dan debit air panasnya berkisar antara 1.2 - 1.4 lt/dt.

Kandungan kadar chlorida untuk air dingin berkisar 1.99 – 13.99. Kadar clorida yang mengandung diatas 10 ppm, merupakan nilai anomali kandungan clorida didalam air sungai. Sumber air dingin di sekitar G.Sibayak yang mempunyai clorida diatas 10 ppm, terdapat pada lokasi 3 dan 5 (peta lokasi air G.Sibayak). Kadar clorida yang berkisar antara 4 - 6 ppm dengan ketinggian tempat yang lebih tinggi dari 500 m diatas permukaan laut menandakan tidak terjadi kebocoran atau rembesan larutan clorida yang berasal dari bawah tanah. Temperatur air panas di daerah G.Sibayak termasuk dalam katagori rendah, yaitu berkisar antara 35 – 64 oC, kemungkinan sudah terkena pengaruh pendinginan air sungai disekitarnya.

Uraian Potensi objek wisata Gunung Sibayak

Gunung Sibayak

Gunung Sibayak dengan ketinggian lk. 2.094 meter diatas permukaaqn laut bertipe strato termasuk kedalam gunungapi tipe B, merupakan gunung yang mempunyai panorama yang sangat indah dengan udara sejuk dan segar, hal itulah yang menjadikan daerah ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik dan mancanegara. Alternatif yang bisa ditempuh untuk menuju ke kawah G.Sibayak adalah dari desa Semangat gunung di bagian selatan G.Sibayak. Sarana jalan cukup baik , lebarnya mencapai 6 meter sampai pada ketinggian 1.500 dpl.

Gunung Sibayak sangat berpotensi bagi para pendaki gunung (hiking), lintas alam, dan camping area, karena kondisi hutannya masih alami. Di Kawasan kawah Sibayak terdapat danau kawah yang luasnya lk 200 x 200 meter, disekitarnya terdapat solfatara yang memproduksi belerang. Pengukuran suhu solfatara bulan Oktober 1999 adalah 119,6 oC dan suhu udara saat itu 21 oC. Di sekitar kawah didominasi oleh batuan lava andesit. Dari bagian barat gunung Sibayak terlihat gunung Sinabung yang merupakan sebuah gununapi tipe B lainnya, dengan ketinggian lk 2.451 meter dpl. Gunungapi ini juga mempunyai panorama yang sangat indah dengan hutan alamnya dan banyak dikunjungi oleh pendaki gunungapi.

Air Panas Lau Debuk-Debuk

Daerah wisata gunungapi ini terletak pada ketinggian lk 1500 meter dpl. dan berada di bagian selatangunungapi Sibayak, termasuk ke dalam desa Daulu dan Semangatgunung, Kabupaten Dati II Karo. Kawasan ini sudah merupakan wilayah objek wisata gunungapi dan merupakan Lintas alam untuk pendakian menuju gunungapi Sibayak. Lokasi ini dapat ditempuh dari kota Brastagi dengan menggunakan kendaraan roda 4. Mata air panas muncul melalui retakan dari aliran lava di daerah selatan lereng gunungapi Sibayak. Mata air panas ini kemudian ditampung didalam kolam. Pengelolaan kolam pemandian ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah Dati II Karo dan masyarakat setempat.Kolam pemandian air panas yang dikelola Pemda Dati II Karo, terletak di desa Daulu. Kolam pemandian terdapat 5 buah dengan temperatur air 35 0C dan temperatur udara saat itu sekitar 27 0C .

Terdapat beberapa kolam di desa ini seperti pemandian kolam air panas alam Sibayak, yang dikelola oleh masyarakat setempat dan saat ini ramai dikunjungi pengunjung. Sebagian pendaki banyak memanfaatkan kolam-kolam air panas ini untuk melepaskan kepenatannya selama pendakian dengan cara berendam di dalam kolam tersebut.

Objek Wisata Pembangkit Listrik tenaga Panasbumi (PLTP)

Lokasi objek pemboran panasbumi ini terletak di desa Semangatgunung berdekatan dengan objek wisata kolam pemandian air panas Lau Debuk-Debuk pada ketinggian 1500 meter dpl. Selama tahap eksplorasi yang dimulai dari tahun 1990 Geothermal Sibayak Area, Brastagi telah melakukan pemboran sebanyak 9 buah sumur bor dengan kedalaman 1500 sampai 2300 yang dibagi dalam 3 kelompok sumur ekplorasi dan 6 sumur pengembangan. Lima buah (5) sumur berada dalam kelompok A, 3 sumur di kelomok B dan sebuah sumur berada dalam kelompok C. Sumur Sibayak 1 pemborannya selesai pada tahun 1992. Saat ini sedang dipersiapkan lokasi pengeboran baru pada ketinggian 1600 meter dpl. Beberapa sumur tersebut telah memproduksi uap dari reservoar panasbumi. umumnya sumur-sumur tersebut belum bisa dikembangkan secara komersial.

Panasbumi dapat dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Saat ini, penggunaan panas bumi meningkat secara besar – besaran, karena energi panas bumi dianggap bersih lingkungan . Listrik yang dihasilkan dari uap panas bumi memberikan energi yang bebas polusi pada atmosfir ataupun pada air, bahkan tidak mengandung radioaktif.

Sumber – sumber mata air panas yang mempunya temperatur lebih tinggi dari 300 0F (150 0C) biasanya dapat digunakan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik, sedangkan sumur-sumur yang mempunyai temperatur lebih rendah dapat digunakan untuk menghangatkan rumah, industri pertanian, mengawetkan makanan dan kayu, pengembangan benih ikan, dan penyediaan air untuk masak dan mandi. Objek wisata teknologi ini sangat menarik untuk dikunjungi, apalagi pada saat dilakukan pemboran.

Objek Wisata Taman Hutan Raya Bukit Barisan

Istilah taman hutan raya di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1985, saat diresmikan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda seluas 590 Ha yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat dan merupakan taman hutan raya pertama di Indonesia. Kemudian pada tahun 1986 taman hutan raya kedua diresmikan di Sumatera Barat dengan nama Taman Hutan Raya Dr. Mohammad Hatta dengan luas 240 Ha. Selanjutnya merupakan taman hutan raya ketiga di Indonesia adalah Taman Hutan Raya Bukit Barisan yang berlokasi di Sumatera Utara dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 48 Tahun 1988 tanggal 19 Nopember 1988.

Pintu gerbang utama Taman Hutan Raya Bukit Barisan terletak di Tongkoh, berada di pinggir jalan raya Medan-Brastagi (Km 60). Tongkoh dipilih karena lokasinya relatif dekat dengan berbagai objek wisata lain, seperti Gunung Sibayak, mata air panas Lau Debuk-Debuk, kota wisata Brastagi, dan lain sebagainya.

Objek Wisata Bukit Gundaling

Bukit Gundaling dengan ketinggian 1.575 meter dari permukaan laut berjarak 3 km dari kota Brastagi. Untuk mencapai bukit ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau menggunakan sado. Di bukit ini terdapat taman yang indah, tempat bersantai dan sarana jalan setapak untuk olahraga yang mengitari puncak bukit Gundaling. Dari puncak bukit dapat dinikmati panorama gunungapi Sibayak dan gunungapi Sinabung yang mengagumkan.

Objek Wisata Budaya

Objek wisata budaya terdapat di kampung Lingga lk 16 km ke arah selatan kota Brastagi. Sarana jalan cukup baik, dan transportasi umum tersedia. Kampung Lingga memiliki bangunan tradisional seperti: rumah adat, jambur, geriten, lesung, sapo page dan museum karo. Geriten, digunakan sebagai tempat penyimpanan kerangka mayat keluarga tertentu yang dianggap istimewa. Rumah adat karo mempunyai ciri serta bentuk yang sangat khusus, didalamnya terdapat ruangan yang besar dan tidak mempunyai kamar-kamar. Satu rumah dihuni 8 atau 10 keluarga. Rumah adat berupa rumah panggung, tingginya kira-kira 2 meter dari tanah yang ditopang oleh tiang, umumnya berjumlah 16 buah dari kayu ukuran besar.

Kolong rumah sering dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan kayu dan sebagai kandang ternak. Rumah ini mempunyai dua buah pintu, satu menghadap ke barat dan satu lagi menghadap ke sebelah timur. Di depan masing-masing pintu terdapat serambi, dibuat dari bambu-bambu bulat (disebut ture). Ture ini digunakan untuk tempat bertenun, mengayam tikar atau pekerjaan lainnya. Atap rumah dibuat dari ijuk. Pada kedua ujung atapnya terdapat segitiga, disebut ayo-ayo. Pada puncak ayo-ayo terdapat tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke bawah. Selain itu Jambur ini digunakan sebagai tempat musyawarah, tempat mengadili orang-orang yang melanggar perintah raja dan adat yang berlaku.

Objek Wisata Tongging

Tongging berada di sebelah selatan lebih kurang 35 km dari Brastagi terletak persis dipinggiran danau Toba. Dari lokasi ini sangat bebas dan indah memandang hamparan air danau Toba yang biru dikelilingi untaian bukit dan gunung hingga mengitari pulau Samosir. Panorama yang khas ini diperindah lagi dengan puncak gunung sipiso-piso dan air terjun Tongging disebelah kiri dan kanannya, memperlihatkan panorama yang menakjubkan.

Objek Agro Wista

Potensi agro wisata di daerah Karo cukup besar, dengan bermacam komoditi yang dapat dinikmati, antara lain : Vanilla, Cengkeh, Kayu Manis, Nenas, Jeruk, Markisa dan Bunga, lokasinya berada di sekitar kota wisata Berastagi.


Daftar Acuan :

· Mawardi, R dan Iman K.S.,1999, Laporan Kegiatan Inventarisasi Potensi Wisata Gunungapi Sibayak Tanah Karo, Sumatera Utara.

· Sinuraya, R, 1983, Laporan Monitoring G.Sibayak, Kab. Karo, Kantor Wilayah Pertambangan dan Energi, Prop. Sumatera Utara.

SEJARAH LETUSAN


-

GEOLOGI


Bentuk morfologi G.Sibayak (+ 2.094m), merupakan gunungapi kembar dengan G.Pintau (+ 2212 m) berbentuk kerucut dengan lebar kawah 900 m, terdiri dari lava padat (Newman van Padang, 1951. Menurut Santoso dkk (19….) membagi morfologi daerah ini menjadi beberapa bagian yaitu puncak-puncak teringgi G.Pintau, G.Sibayak dan G.Pertetekan, sedangkan yang membentuk tapal kuda ( caldera ring) adalah G.Sempulenangin (+ 1437 m), bukit (+ 1490 m), G.Singkut (+ 1680 m), G.Uncim (+ 1840 m) dan Bukit Pintau (+ 1882).

Gunung Sibayak yang tampak sekarang terletak dalam kaldera tua dan merupakan Sibayak Muda. Gunung Sibayak Muda mempunyai beberapa kawah yang terdiri dari lapangan solfatara dan fumarola. Pada bagian tengah kaldera tua terdapat gunung Pertetekan. Luas kaldera diperkirakan 900 meter persegi dengan dinding utara ditutupi oleh piroklastik produk gunung Pinto (2.212 m dpl), dinding bagian barat terdiri dari aliran lava yang cukup tebal. Satuan morfologi komplek G.Sibayak terdiri dari beberapa kerucut vulkanik, masing-masing menjadi pusat erupsi. Kerucut vulkanik ini disusun oleh aliran lava dan Kubah lava. Kerucut G.Pintau dan dua buah kubah lava di sebelah selatan dihasilkan oleh aktivitas terakhir. Hasil erupsinya banyak mengeluarkan batu apung (pumice). Analisa petrografi lava Sibayak yang pernah dilakukan adalah batuan Andesit Horblende mengandung biotit.

Van Bemmelen (1949), menyebutkan produk gunungapi sibayak terbentuk antara endapan pre Toba dan Post Toba (Peta Geologi daerah Danau Toba). Stratigrafinya dihubungkan dengan pembentukan Danau Toba yang menerangkan telah terjadi letusan (fissure eruption) tuff Toba yang diduga membentuk gunung Singkut.Serelah itu terjadi fissure eruption yang terdiri dari batuan rhyolit, dimana endapannya menutupi satuan Singkut dan diikuti pembentukan Colapse Danau Toba. Periode selanjutnya terjadi pengangkatan yang diikuti oleh erupsi kedua yang membentuk gunungapi Sibayak – gunung Pintau, Gunungapi Sinabung dan Pusuk Bukit yang menyebabkan miringnya pulau Samosir ke daerah barat daya.


Daftar Acuan:

· Bronto, S dan Sutawijaya I.S., 1982, Rencana kerja Pemetaan Geologi G.Sibayak, Kab.Karo. Prop. Sumatera Utara.

· Situmorang, T., 1989, Geologi Foto Daerah G.Sibayak, Berastagi, Kab. Karo, Sumatera Utara.

GEOFISIKA


-

GEOKIMIA


Hasil analisa mayor elemen batuan G.Sibayak yang pernah dilakukan mepunyai kandungan Silika sekitar 56.4 wt % dan kandungan K2O 2.10 wt%. Dari variasi diagram persentase Silika dengan K2O menunjukkan batuan G.Sibayak dapat diklasifikasikan kedalam batuan Andesit yang mempunyai Potassium tinggi, dan terletak dalam medan kalc alkaline (hig–K calk – alkaline). Pemeriksaan petrografi batuan G.Sibayak yang pernah dilakukan umumnya berkomposisi andesit Horblende dan mengandung biotit. Kedalaman Jalur zona beniof untuk gunungapi ini berkisar sekitar 170 km.


Daftar Acuan :

Hutchison C.S.,1981, Review of The indonesian Volkanic Arc. The Geologi Of eastern Indonesia, Geological Research and Development Centre,Spec.Publ. No.2, 1981, pp 65-80,

MITIGASI BENCANA GEOLOGI


Sistem Pemantauan

Sarana pemantauan G.Sibayak seperti pos Pengamatan Gunungapi berikut Seismograf belum tersedia, mengingat G.Sibayak termasuk dalam klassifikasi B, sebab itulah pos Pengamatan Gunugapi tidak dibangun.

Peta Daerah Bahaya

Peta daerah bahaya G.Sibayak dibagi dalam 2 bagian yaitu daerah bahaya dan daerah waspada. Daerah bahaya didalam peta ditandai dengan warna merah yang dibatasi lebih dekat pada lokasi pusat erupsi (kawah) di puncak, sedangkan Daerah Waspada ditandai dengan warna kuning dan ditempatkan pada daerah luar warna merah, yang tampak sering berlanjut ke arah lembah bervariasi memanjang pada setiap aliran sungai terutama sungai-sungai yang berhulu di sekitar puncak.

Daerah Bahaya

Daerah bahaya G.Sibayak menyebar pada daerah dalam dengan radius lebih kurang 2 km dari titik pusat kawah dengan penambahan luas ke daerah lembah sesuai variasi terkena bahaya lansung letusan seperti awan panas, lemparan bom vulkanik, lapilli dan lain-lain. Bila letusan besar terjadi pada kawah yang mengandung air cukup banyak, kemungkinan dapat terjadi lemparan lumpur dan lahar letusan (lahar Panas) seperti yang pernah terjadi di G.kelut. Jarak paling panjang Daerah Bahaya ini digambarkan sejauh lebih kurang 5 km ke arah utara- timur laut. Luas daerah ini lebih kurang 19.22 km2.

Daerah Waspada

Daerah waspada gunung Sibayak merupakan perluasan bagian luar dari daerah bahaya dengan ukuran lebih kurang 3 km radiusnya dari pusat kawah dengan tambahan panjang bervariasi sesuai dengan morfologi terutama lembah dan alur sungai. Daerah ini terutama termasuk dalam bahaya berupa ancaman secara tidak lansung dari letusan, seperti timbulnya aliran lahar akibat turun hujan yang cukup lebat, yang dapat mengangkut rempah lepas piroklastik jenis batu Gunungapi, lapili, bom gunungapi yang terendap di sekitar puncak.


Daftar acuan :

Manalu. L., 1992, Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus G.Sibayak

DAFTAR PUSTAKA


· Bronto, S., Sutawijaya I. S., 1982, Usulan Rencana Kerja Geologi G. Sibayak Kab. Karo, Sumatera Utara

· Hutchison, C.S., 1981, Review of the Indonesian Volcanic Arc. The Geologi and Tectonics Of Eastern Indonesia, Geological Research and Development Centre, Spec. Pub. No. 2, 1981, pp.65-80

· Kanwil Departemen Kehutanan Prop. Sumatera Utara, 1989, Taman Hutan Raya Bukit Barisan Sumatera Utara

· Kanwil Depdikbud Prop. Sumatera Utara, 1997/1998, Mengenal Museum Daerah

· Kusumadinata, K., 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi

· Manalu, L., 1992, Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus G.Sibayak

· Situmorang, I., 1989, Geologi Foto Daerah G. Sibayak, Brastagi, Kab. Karo, Prop. Sumatera Utara

· Sinuraya,R., 1983, Laporan Monitoring G.Sibayak ,Kabupaten Karo, Kantor Wilayah Pertambangan dan Energi, Prop. Sumatera Utara.

1 komentar:

  1. KOREKSI:
    Secara administratif G. Sibayak termasuk dalam wilayah Kab. Karo dan Kaban Jahe, Prop. Sumatera Utara.

    (Secara administratif G. Sibayak berada dalam wilayah Kecamatan Simpang Empat, Kab. Karo, Prop. Sumatera Utara).

    Jika sudah dikoreksi, silahkan hapus komentar ini. (eurekabuana@gmail.com)

    BalasHapus