CIREMAI, Jawa Barat
Compiler : Rivai Chaniago (rivai@vsi.esdm.go.id)
Editor : Asnawir Nasution
Keterangan Umum
Nama | : | G. Ciremai |
Nama Lain | : | Careme, Ceremai, Cerme |
Nama Kawah | : | Kawah Barat, Kawah Timur, Gua Walet |
Lokasi | : | Koordinat/ Geografi : 6° 53' 30" LS dan 108° 24' BT. Secara administratif termasuk :Kab. |
Ketinggian | : | 3078 m. dml (di atas muka laut) atau 2578 m dari kota Kuningan |
| : | Kuningan |
Tipe Gunungapi | : | Gunungapi Kuarter aktif,tipe A,berbentuk strato |
Pendahuluan
1. Cara Pencapaian
Kawah puncak G. Ciremai biasa di capai dari :
· Dari Barat, via Apui atau Cipanas (lk.1100m dpl.). Kp. Apui dapat dicapai dengan kendaraan roda 4 dari Majalengka, terus Maja dan berbelok ke Kp. Apui. Dari Kp. Apui berjalan kaki dengan lama perjalanan lk. 7 jam.
· Dari Timur, via Kp. Linggajati (lk.580 m dpl.). Kp. Linggajati dapat dicapai dengan kendaran roda 4 dari Kuningan. Dari Linggajati berjalan kaki menuju puncak dengan lama perjalanan lk. 8 jam, jalan ini lebih singkat, namun lebih sulit karena lebih terjal. Wirjosumarto dan Abdulfatah (1955) menulis, bahwa pendakian puncak dapat pula dicapai dari Kp. Cibuntu (dari lereng utara), Kp. Satianagara dan G. Deukeut (lereng timur, dan Kp. Palutungan (lereng selatan).
2. Demografi
Pada umumnya Pemukiman penduduk di daerah G. Ciremai terkonsentrasi disekitar daerah kaki, terutama daerah kaki bagian timur, bagian utara dan bagian barat. Penduduk di daerah kaki gunung ini umumnya bermata pencaharian sebagai petani.
3. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Jenis bahan galian yang terdapat di daerah G. Ciremai di antaranya adalah Siirtu, cadangan batubelah dan cadangan batu hias. Sirtu (pasir batu); bersumber dari endapan awanpanas dan lahar, terdapat disekitar daerah Mandirancan dan Linggajati. Di daerah Mandirancan yaitu di desa Cidahu, Ciwiru, Ciguntur dan Singkup. Di daerah Linggajati yaitu di desa Setianegara.
Batubelah (Andesit Ouarry); cadangan bahan galian ini bersumber dari tubuh aliran lava dan beberapa tubuh intrusi berkomposisi andesitan yang banyak dijumpai di lereng utara dan baratlaut G. Ciremai, seperti daerah Maja, Talaga, Pamelengan, Palutungan, Kuningan, Lengkong dan G. Deukeut. Cadangan Batu Hias; cadangan batu hias dapat dijumpai di sekitar komplek G. Kromong,kaki utara G. Ciremai, yaitu di desa Loji.
4. Wisata Gunungapi
Wisata gunungapi terdapat di :
Daerah Cigugur-Kuningan yaitu berupa kolam renang dan kolam ikan keramat beserta kesejukan alamnya.
Daerah Palutungan-Kuningan yaitu pemandangan alamnya, perkemahan dan tempat pendakian awal ke arah puncak.
Daerah Linggarjati yaitu berupa
Daerah Sangkanurip yaitu, berupa
Daerah Apuy atau Cipanas, yaitu berupa pemandangan alamnya dan tempat pendakian awal ke arah puncak.
Daerah Waduk Darma, yaitu berupa perkemahan, pemancingan, dayung dan keindahan alam lainya.
Telaga Remis, yaitu berupa telaga, perkemahan dan pemandangan alamnya.
SEJARAH LETUSAN
Letusan G. Ciremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 denganb selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971). Hingga saat ini G. Ciremai telah beristirahat selama 61 tahun dan selang waktu tersebut belum melampaui waktu istirahat terpanjang. Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah baratdaya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara – baratlaut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ciremai tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga desa Cilimus di timur G. Ciremai.
Karakter Letusan
Karakter letusan G. Ciremai adalah berupa erupsi ekplosif bersekala menengah (dimanifestasikan oleh sejumlah endapan aliran dan jatuhan piroklastik). Secara berangsur kekuatan erupsi melemah dan cenderung menghasilkan erupsi magmatik.
Periode Letusan
Selang waktu istirahat aktivitas G. Ciremai terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun
GEOLOGI
Foto Udara
Foto udara yang tersedia hitam putih, rekaman th. 1990, skala ! : 20.000, dan kwalitas cukup baik.
Peta Geologi
Batuan yang mendasari komplek G. Ciremai adalah batuan sedimen Tersier, sebagian dapat dijumpai dalam komplek G. Ciremai di bagian kaki baratlaut. Disamping itu juga dijumpai beberapa intrusi berkomposisi andesit seperti di daerah Maja, Kab.Majalengka,serta di utara komplek G. Ciremai, yaitu pada daerah G. Kromong.
Pertumbuhan aktivitas vulkanik di sekitar G. Ciremai diawali oleh kegiatan G. Putri dan disusul oleh kegiatan G. Gegerhalang, kemudian kegiatan G. Ciremai hingga saat ini yang diduga masih aktif dan dikatagorikan sebagai gunungapi tipe A.
Pada kegiatan G. Putri menghasilkan aliran lava porfiritik, sedangkan kegiatan vulkanik G. Gegerhalang menghasilkan aliran lava dan awan panas serta jatuhan piroklastik. Setelah kegiatan vulkanik Gegerhalang disusul oleh kegiatan G. Ciremai yang menghasilkan beberapa aliran lava serta endapan awan panas, dan jatuhan piroklastika. Selain itu juga menghasilkan endapan sekunder berupa endapan lahar yang menyebar di kaki sebelah timur G. Ciremai. Disamping itu dijumpai juga beberapa erupsi samping yang menghasilkan aliran lava berkomposisi andesit diantaranya erupsi Sukageri, erupsi buntung, erupsi pucuk dan erupsi Dulang.
Acuan
Peta Geologi G. Ciremai , Situmorang T. dkk., 1995
GEOFISIKA
Penyelidikan
Seismik
Sejak tahun 1985 kegiatan kegempaan G. Ciremai diamati menggunakan seismograf Hosaka, trandusernya terpasang lebih kurang 10 km dari puncak. Tanggal 21 Oktober 1988 dilakukan pemasangan seismometer Kinemetric PS2 sistem telemetri di bukit Masigit berjarak 4 km dari puncak di sebelah timurlaut. Dilihat dari jumlah gempa vulkanik harian, kegiatan seismik G. Ciremai masih dalam batas normal.
Geomagnet
Penyelidikan geomagnet di G. Ciremai dilakukan untuk memperoleh gambaran kemagnetan dasar, guna mengetahui penyebaran anomali yang diakibatkan oleh adanya suatu masa magnetis di bawah permukaan. Analisa kemagnetan untuk G. Ciremai masih merupakan analisa kualitatif, untuk analisa kuantitatif masih dalam proses. Dari hasil penyelidikan dapat disimpulkan :
· Diperoleh anomali-anomali positip di bagian barat, utara dan tenggara dari G. Ciremai
· Diperoleh anomali rendah atau negatif untuk puncak G. Ciremai/kaldera G. Ciremai
· Anomali negatif tersebut dikelilingi oleh anomali positif.
Secara keseluruhan, dari bentuk kontur anomali diperoleh gambaran penyebaran anomali terlihat tertutup melingkari G. Ciremai. Anomali ke bagian utara terlihat mangkin melandai, sedangkan di bagian timur dan tenggara bentuk anomali agak rapat. Bentuk pola anomali tersebut memberikan gambaran pola anomali magnet untuk Kaldera, sehingga terlihat jelas adanya depresi dibagian kaldera tersebut.
Deformasi
Terhadap G. Ciremai telah dilakukan beberapa kali Penyelidikan deformasi, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas,dengan asumsi bahwa kalau ada suatu aktivitas gunungapi maka aktivitas tersebut akan menimbulkan perubahan pada bentuk tubuh gunungapi tersebut dengan ukuran mikron s/d meter. Dari hasil penyelidikan tersebut tidak menunjukan adanya perubahan deformasi yang berarti.Pengukuran dilakukan pada periode tenang dan hasilnya ini dapat merupakan nilai dasar aktif normal untuk G. Ciremai.
Acuan
· Laporan Pengamatan visual dan seismik G. Ciremai, Estu Kriswati dkk. 1998.
· Penyelidikan Gaya berat G. Ciremai, Hassan Husein dkk., 1990)
· Pengukuran deformasi G. Guntur dan G. Ciremai, M. Hendrasto dkk. 1992.
GEOKIMIA
Jenis Batuan
Produk G. Ciremai cenderung dominan bersusun andesit sampai andesitis yang bersifat lebih klasik dari seri alkali kapur. Batuan dimaksud disebut pula kerabat batuan dari seri magma kaya kandungan alumina.
Berdasarkan pemeriksaan petrografi terhadap beberapa lava G. Ciremai yang di ambil secara selektif dapat di bedakan atas 4 macam lava andesit yaitu; Andesit hipersten aegirin-augit, andesit hipersten aegirin agit antofilit, andesit antofilit augit dan andesit horblende.Batuan di daerah puncak dan kakinya terdiri dari andesit hipersten augit yang mengandung olivin. (Petrokimia Gunungapi G. Ciremai, Rakimin II dkk. 1984).
Analisis Gas
Analisa gas yang pernah dilakukan di G. Ciremai adalah pengukuran COSPEC Yang dilakukan di Pos Pengamatan G. Ciremai dengan hasil menunjukan kecepatan emisi gas SO2 di G. Ciremai rata-rata 15 ton/hari, dengan angka emisi minimum 13,55 ton/hari dan maksimum 17,25 ton/hari SO2. Pengukuran dilakukan pada saat gunung dalam keadaan tenang. Angka yang demikian mungkin merupakan batas-batas normalnya bagi G. Ciremai.
Analisis Air
Ada dua lokasi air panas yang terdapat dekat G. Ciremai yaitu; air panas Ciniru dan Air panas Sangkanurip, Kecamatan Cilimus.
Air panas Ciniru, terdapat di Kp. Ciniru, Desa Jalaksana, pada elevasi 510 m dpl.
Suhu udara pada waktu pengukuran 30°C,
Suhu air 43°C,
Ph. 7.33, dan airnya agak asin.
Hasil analisa :
Cl/SO4 | : | 4.200 |
Cl/B | : | 38,1 |
SiO2 | : | 79,7°C |
NaK-Ca | : | 151,3° C |
Na/K | : | 200° C |
Air panas Sangkanurip, lebih kurang 1 km sebelah utara Ciniru dengan elevasi 470 m dpl.
suhu udara pada waktu itu 29°C,
Suhu air 49°C,
Ph. 7.70, dan airnya agak asin.
Hasil analisa :
Cl/SO4 | : | 3,880 |
Cl/B | : | 70,5 |
SiO2 | : | 97,7° C |
NaK-Ca | : | 168,4° C |
Na/K | : | 180° C |
Jenis air panas ini bikarbonat dan kadar khlorida yang tinggi disebabkan oleh adanya endapan marin. Disimpulkan air panas tersebut tidak ada hubungan dengan kegiatan G. Ciremai.
Acuan
Laporan penelitian Kimia Panas bumi sekitar G. Tampomas dan Ciremai, Wisnu dkk., 1983
DAFTAR PUSTAKA
· P.J. Maier, 1861, Pemeriksaan Kimia dua sumber mineral di kaki timur Cereme, Desa Sangkanurip,
· K. Kusumadinata, 1979, Data Dasar Gunungapi, Direktorat Vukanologi
· Wisnu S.K. dan Abdul Somad, 1983, Laporan Penelitian kimia Panasbumi sekitar G. Tampomas dan G. Cireme, Kab. Sumedang dan Kab.
· Harun Said dkk. , 1984, Laporan pendahuluan Penyelidikan kemagnetan G. Ciremai dan sekitarnya
· Sumarna Hamidi dkk., 1989 Pemetaan Daerah Bahaya G. Ciremai
· M. Badrudin , 1989, Penyelidikan Geokimia/Pengukuran COSPEC di G. Galunggung, G. Tangkubanparahu, G. Tampomas Dan G. Ciremai, Jawa Barat, Dit. Vulkanologi
· S. Hassan Husen, dkk. 1990, Penyelidikan Gaya Berat G. Ciremai, Dit. Vulkanologi
· Tumpal Situmorang, 1991, Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus
· M. Hendrasto dkk. 1992, Laporan Perubahan Deformasi G. Guntur dan G. Cereme, Jawa Barat, Pengukuran Deformasi Metode Ungkit Kering Desember 1992
· M. Hendrasto dkk. Laporan Pengukuran Deformasi G. Guntur dan G. Cereme, Jawa Barat dengan metoda ungkit kereing dan EDM Mei 1993
· T. Situmorang dkk., 1995, Peta Geologi G. Cereme, Jawa Barat, Dit. Vulkanologi
· Mawardi dkk. 1999, Laporan Pengumpulan data bahan Imformasi G. Ciremai, Jawa Barat
· Kriswati dkk., 1998 Pengamatan visual dan seismik G. Ciremai, september 1998
· Ervan R.D. dan D. Mulyadi, 1999, Laporan Potensi Bahan Galian Gunungapi Ciremai, Jawa Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar