DIENG, Jawa Tengah
Compiler : A. Nasution (nasution@vsi.esdm.go.id)
Editor : Mas Atje Purbawinata, Asnawir Nasution
Keterangan Umum
Nama | : | G. Dieng |
Nama Lain | : | Gunung Parahu |
Lokasi | : | Koordinati : 7°12' LS dan 109°54' BT . Nama kota Dieng Kulon. Kota terdekat Banjar-negara (kota Kabupaten) |
Ketinggian | : | 2565 m. dpl. |
Tipe Gunungapi | : | Strato, dengan lapangan solfatara dan fumarola, serta banyak kawah (cone). |
Nama Kawah | : | Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dan Telogo Terus. |
Pendahuluan
Cara Pencapaian :
No. | Lokasi | Cara Pencapaian |
1 | Komplek Dieng/Pos Pengamatan gunungapi, Desa Karang tengah Kec.Batur | dari Wonosobo (Kab.Banjar Negara),kendaraan roda empat |
2 | Telaga Menjer | Dengan kendaraan roda empat |
3. | G.Bisma | Dari Sikunanng |
4. | G.Seroja | Dari kampung sembungan |
5. | Kw.Sikidang (2050 m) | Dari Karang tengah, kendaraan roda empat |
6. | Merdada | Dari Karang tengah, kendaraan roda empat |
7. | G.Butak dan Telogo Dringo | Dari Batur, dengan kendaraan bermotor |
8. | G. Kendil | Dari desa Sembungan atau Parikesit |
Demografi
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi:
Sumber daya alam komplek gunungapi Dieng terdiri dari tenaga listrik panasbumi, bahan galian berupa batu pecah, dan sedikit belerang yang terdapat pada kawah Condrodimuko. Lapangan panasbumi Dieng telah dikembangangkan dan telah menghasilkan tenaga listrik sebesar 60 MW (2001).
Wisata
Komplek Gunungapi Dieng Tidak hanya dikenal dengan kesuburan tanahnya dan penghasil sayur-mayur, tetapi dikenal juga dengan potensi wisatanya, diantaranya peninggalan candi-candi Hindu yang sebagian masih terpelihara baik, terdapat didaerah Diengkulon. Potensi lainya berupa kawah (Condrodimuko), danau (Telaga Dringo), lapangan panasbumi dan pemandangan alam pertanian yang sangat menarik bagi wisatawan.
SEJARAH LETUSAN
Tahun | Nama Gunung/Kawah | Aktivitas letusan | Produk Letusan/korban |
1450 | Pakuwojo | Letusan normal | Abu/Pasir ? |
1825/1826 | Pakuwojo | Letusan normal | Abu/Pasir ? |
1883 | Kw.Sikidang/Banteng | Peningkatan kegiatan | Lumpur kawah |
1884 | Kw.Sikidang | Letusan normal | ? |
1895 | Siglagak | Pembentukan celah | Uap belerang |
1928 | Batur ? | Letusan Normal | Lumpur dan batu |
1939 | Batur | Letusan normal | Uap dan Lumpur,5 orang meninggal |
1944 | Kw.Sileri | Gempabumi dan letusan | Lumpur/59 meninggal,38 luka-luka, 55 orang hilang |
1964 | Kw.Sileri | Letusan normal | lumpur |
1965 | Kw.Condrodimuko/Telaga Dringo | Hembusan fumarola, lumpur (?) | Uap air dominan |
1979 | Kw.Sinila | Hembusan gas racun | Gas CO2, CO ?, CH4 ,Korban 149 meninggal |
1990’s | Kw. Dieng Kulon | Letusan freatik | lumpur |
Karakter Letusan : Dominan letusan freatik dan gas (terutama CO2)
Erupsi freatik cukup sering terjadi di dataran tinggi Dieng, hal ini diperlihatkan oleh jumlah kawah yang terbentuk, yaitu ± 70 buah dibagian timur dan tengah komplek, serta ± 30 buah dibagian barat sector Batur. Sedikitnya 10 erupsi freatik telah terjadi dalam kurun waktu 200 tahun terahir.
Erupsi freatik komplek Dieng dapat dibagi dalam dua katagori:
1. Erupsi tampa adanya tanda-tanda (precursor) dari seismisity, yaitu hasil dari proses “self sealing” dari solfatar aktif (erupsi hydrothermal).
2. Erupsi yang diawali oleh gempabumi lokal atau regional, atau oleh adanya retakan dimana tidak adanya indikasi panasbumi dipermukaan. Erupsi dari tipe ini umum terjadi di daerah Graben Batur, sebagaimana diperlihatkan oleh erupsi freatik dari vulkanik Dieng pada Pebruari 1979.
Aktivitas erupsi di komplek Dieng termasuk dalam katagori kedua.
GEOLOGI
Kegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang termuda dapat dibagi dalam tiga episoda yang didasarkan pada umur relatif, sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi dan tingkat pelapukan.
a. Formasi pra Kaldera, dindikasikan oleh kegiatan vulkanik dari Rogo Jembangan, Tlerep, Djimat dan vulkanik Prau. Produknya tersebar dibagian luar dari komplek Dieng.
b. Formasi setelah Kaldera, diperlihatkan oleh aktivitas vulkanik yang berada didalam kaldera. Diantaranya, Bisma-Sidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, \igir Binem dan Vulkanik Pager Kandang. Produknya berupa piroklastik jatuhan yang menyelimuti hampir seluruh daerah, dikenal juga sebagai endapan piroklastik daerah Dieng yang tak terpisahkan. Kegiatan saat ini ditandai oleh lava berkomposisi biotit andesit berasosiasi dengan jatuhan piroklastik. Aktivitas terahir ditandai oleh erupsi-erupsi preatik.
Episoda pertama (Formasi Pra Kaldera)
Produk piroklastika Rogojembangan (Djimat) menutupi daerah utara dan selatan komplek, kemungkinan terbentuk pada Kuarter bawah (Gunawan, 1968).
Kawah Tlerep yang terdapat pada batas timur memperlihat terbuka kearah selatan membentuk struktur dome berkomposisi hornblende andesit.
Krater vulkanik Prau terletak kearah utara dari Tlerep.Setengah dari kawah bagian barat membentuk struktur kaldera. Prau vulkanik menghasilkan endapan piroklastik dan lava andesit basaltis.
Episoda ke dua
Beberapa aktivitas vulkanik berkembang didalam kaldera, diantaranya:
· G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat, dengan produknya berupa lava dan jatuhan piroklastik.
· G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi selope yang kurang kuat dibandingkan G.Bisma. Produknya berupa lava berkomposisi andesitis dan endapan piroklastika.
· G.Nagasari, yaitu gunungapi composite, terdapat diantara Dieng-Batur dan berkembang dari utara ke selatan.
· G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah timur dari Nagasari, masih memperlihatkan morfologi muda (bertekstur halus), serta menghasilkan lava dan endapan piroklastika.
· G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara. Solfatara dan fumarola tersebar sepanjang bagian dalam dan luar kawah dengan suhu 74oC, serta batuan lava berkomposisi basaltis, yang tersingkap di dinding kawah.
· G. Sileri, merupakan kawah preatik yang memperlihatkan aktivitas hydrothermal berupa airpanas dan fumarola. Kawah ini telah aktif sejak dua ratus tahun terahir, menghasilkan piroklastika jatuhan.
· G. Igir Binem, adalah gunungapi strato yang memiliki dua kawah, disebut dengan telaga warna, yang tingkat aktivitas hidrothermalnya cukup kuat.
· Group G. Dringo-Paterangan terletak didalam daerah depresi Batur, terdiri dari kawah komposite, menghasilkan lava andesitis dan piroklastik jatuahan.
Episoda ketiga
Aktivitas gunungapi pada episoda ini, menghasilkan lava andesit biotit, jatuhan piroklastik dan aktivitas hydrothermal.
Lava andesit biotit
Ada sembilan titik erupsi pada bagian tenggara dari Dieng kaldera telah menghasilkan lava dome dan lava flow biotit andesit. Secara fisik produk tersebut segar, blocky, dan tajam. Produk tersebut secara tidak selaras ditutupi oleh endapan piroklastik jatuhan Dieng, dan tersebar di :
1. Sikidang dan Legetang
2. Dome tampa nama kearah timur dari dome Sikidang
3. Dome Perambanan
4. G.api strato Pakuwaja
5. Dome Kunir
6. Dome Kendil
7. Dome Watu Sumbul
8. Kawah Sikunang
Piroklastik Jatuhan G.Pakuwaja
Gunungapi Pakuwaja, mempunyai dua kawah, menghasilkan lava dan piroklastik yang menutupi secara tidak selaras formasi lava andesit biotit. Endapan jatuhan tersebut berasal dari erupsi freatik dan freatomagmatik yang berkompsosisi andesitis.
Endapan erupsi Hidrothermal
Sebaran produknya terbatas disekitar kawah pada komplek Dieng. Pengulangan erupsi pernah terjadi dari beberapa kawah, diantaranya erupsi pada kawah Sileri (1944); kawah Sinila dan Timbang (1979). Endapannya berupa Lumpur dan komponen shale yang tererupsikan melalui vent, mengindikasikan adanya basemen material sedimen.
Kimia Batuan
Jenis Batuan : Batuan vulkanik G.Dieng umumnya terdiri dari basalt, basaltic andesit sampai andesit
Aug.hip. andesit : Augit Hipersten Andesit Aug.hip. bio. Andesit: Augit hipersten biotit andesit
Sumber : van Bemmelen (1937)
GEOFISIKA
-
GEOKIMIA
Analisis Gas
Emisi gas yang dihasilkan oleh beberapa kawah sudah diketahui sejak lama (Bemmelen, 1949; Allard dkk., 1989). Pada tahun 1979, terjadi erupsi freatik pada kawah Sinila, menghasilkan gas-gas, hususnya CO2. Akumulasi gas CO2 yang cukup tinggi tersebut bergerak menuruni lereng dan lembah serta meliwati jalan perkampungan, menyebabkan terbunuhnya 142 penduduk yang tinggal disekitar daerah letusan tersebut.
Komposisi kimia dari kawah Sigaludug (gas exhalation) dan dari lapangan fumarola Dieng (1979).
MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI
Sistem Pemantauan
Pemantauan kegiatan G. Dieng, dilakukan dengan sistem pengamatan visual dan seismik dari Pos Pengamatan Gunungapi Dieng, terletak di desa Karang Tengah (2032 m dpl) sebagai tempat perekam dengan menggunakan rekorder MEQ 800. Lokasi tranduser ditempatkan pada gunung Nagosari, G.Pager Kandang dan dilereng Telaga Mardada. Pengamatan visual dilakukan dengan melakukan pemeriksaan yang tampak di permukaan berupa hembusan asap, bualan lumpur, konsentrasi H2S, perubahan kegiatan solfatara dan fumarola serta suhu kawah aktif. Pengamatan tersebut dilakukan secara berkala oleh petugas pengamat gunungapi.
Penagamatan seismik dilakukan untuk memantau kegiatan gempa vulkanik dan tektonik dengan menggunakan alat seismograf, rekorder MEQ 800. Selama ini, hasilnya didominasi oleh gempa-gempa tektonik jauh dan tektonik local yang diduga bersumber dari daerah pantai selatan P. Jawa. Gempa tektonik jauh tiap bulannya mencapai 3-20 kejadian, sedang gempa tektonik local berkisar 1-9 kejadian per bulannya.
Gempa tektonik dalam (tipe A) dan gempa vulkanik dangkal (tipe B) pada umumnya kegiatan di setiap kawah tidak menunjukkan kegiatan yang mencolok. Hal ini mencerminkan tidak adanya gejala peningkatan kegiatan vulkanik di G.Dieng.
Sejak tahun 1600, kegiatan G.api Dieng tidak memperlihatkan adanya letusan magmatik, tetapi lebih didominasi oleh aktivitas letusan freatik atau hydrothermal, sebagaimana diperlihatkan oleh beberapa aktivitas yang telah diperlihatkan dalam sejarah letusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar