29 Oktober 2010

Dempo

DEMPO, Sumatera Selatan

Compiler : Hamidi (hamidi@vsi.esdm.go.id)

Editor : Mas Atje Purbawinata


Keterangan Umum

Nama

:

G. Dempo

Nama Lain

:

-

Nama Kawah

:

I, II, III, IV, V, VI, VII

Lokasi

a. Geografi

b. Administrasi

:

:

1. 04°02" LS, dan 103°008" BT

2. Kecamatan Pagaralam, Jerai, Muaropinang dan Tanjungsakti, Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan

Ketinggian

:

3.04 m dpl, G. Merapi 3.137 m dpl

Kota Terdekat

:

Pagaralam

Tipe Gunungapi

:

Strato

Pendahuluan

1. Cara Pencapaian

Daerah terdekat untuk mencapai puncak G. Dempo yang masih bisa dilalui kendaraan adalah daerah perkebunan teh Dempo, terletak di lereng Timur pada ketinggian lk.1665m dml. Untuk mencapai puncak kawah dari perkampungan terakhir diperlukan waktu 5 – 7 jam. Sedangkan kota terdekat dari perkebunan teh Dempo adalah kota Pagaralam, jaraknya ±10Km, waktu tempuh antara perkebunan teh Dempo dan kota Pagaralam sekitar ½ jam. Kota Pagaralam bisa dicapai lewat jalan darat dari Kota Palembang – Muara Enim – Lahat – Pagar Alam.

Demografi

Banyak penduduk yang bermukim disekitar kaki G.Dempo karena tanahnya subur dan ada juga yang berkerja sebgai buruh perekebunan, tapi banyak diantara mereka yang tidak menyadari bahwa mereka berada dalam daerah bahaya dan waspada G.Dempo. Daerah Bahaya dan Waspada G.Dempo, secara umum ada dalam wilayah empat kecamatan, yaitu :

Data jumlah penduduk sekitar G.Dempo

No.

KECAMATAN

DAERAH

BAHAYA

DAERAH

WASPADA

JUMLAH

JIWA

1

Tanjung Sakti

2

Pagaralam

3

Jerai

4

Muaraping

Jumlah Jiwa

Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi

1. Wisata

Di G.Dempo dan sekitarnya banyak objek wisata menarik yang telah dikelola secara komersial ataupun yang belum dikelola secara baik tapi mempunyai potensi untuk dikembangkan. Secara umum potensi wisatanya dapat dibagi, yaitu: Potensi Wisata Alam dan Potensi Wisata Cagar Budaya.

Wisata Alam

Terdapat empat Wisata Alam yang menarik untuk dikunjungi, yaitu: Kawah Puncak G.Dempo, Kawasn Perkebunan The Dempo, Air Terjun Singga Kudai dan Air Terjun Lawang Agung.

Kawah Puncak G.Dempo

G.Dempo terdiri dari dua puncak yaitu G.Dempo dengan ketinggian 3049m dpl dan G.Marapi, ketinggian 3173m dpl. Untuk mencapai kawah telah ada jalan setapak, dimulai dari ketinggian 1650m. Sampai ketinggian kurang 2700m hutanya masih lebat, pepohonan besar, tanah sangat lembab, makin keatas hutannya kurang lebat, pepohonan kecil, kebanyakan tanaman kayu wanarasa dan kayu panjang umur. Untuk mencapai puncak diperlukan 5-7 jam pendakian.

Untuk berkemahan dapat dilakukan di Dataran Tinggi Sawah, yaitu suatu dataran antara puncak G.Dempo dan G.Marapi, ketinggian ± 3000m dpl dan banyak sumber air bersih. Pada Puncak Gunungapi Dempo terdapat danau kawah dengan garis tengah kurang 400m dan berisi air.

Perkebunan Teh Dempo, Pagar Alam

Perkebunan teh Dempo berjarak ±10 km dari Pagar Alam. Objek wisata yang dapat diandalkan dari tempat ini adalah keindahan bentang alam dan kesejukannya, terdapat pula villa milik pemerintah daerah yang bisa dipakai oleh masyarakat.

Air Terjun Singga Kudai

Lokasi air terjun terletak diantara jalan raya Pagar Alam dan Tanjung Sakti, terletak ±10 Km kearah timur dari Tanjung Sakti atau sekitar 24 km dari Pagar Alam ke arah barat, tepatnya di desa Jambat Tiang batu, Kecamatan Tanjung Sakti. Air Terjun ini terdapat pada aliran A. Kerinjing, ketinggian 15m, dari batuan lava.

Air Terjun Lawang Agung

Lokasi air terjun Lawang Agung terdapat di Desa Lawang Agung Lama, Kecamtan Jarai, ±17 Km dari Pagar Alam ke arah barat laut, ±300m dari jalan raya. Lokasi air terjun ini di aliran A.Lintang Kiri, tinggi 30-50m, terletak pada dasar batuan lava.

Wisata Cagar Budaya

Didaerah G.Dempo terutama di bagian timur terdapat sekitar empat cagar budaya peninggalan sejarah, yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jambi, Sumatra Selatan dan Bengkulu

Arca Manusia Dandolmen

Situs ini terletak di Desa Lubuk Tanjung, Kec. Pagar Alam, ±7 Km ke arah barat Pagar Alam menuju Bumi Agung. Situs ini berupa empat arca manusia yang menggambarkan ayah, ibu dan dua anaknya. Tidak jauh dari tempat arca ini terdapat dua tempat susunan batu beretentuk gua yang menggambarkan dua buah rumah.

Komplek Megalitik Tanjung Aro

Situs ini terdapat di Desa Tanjung Aro, Kec. Pagar Alam, disekitar perumahan penduduk. Situs ini berupa rumah batu berukuran 2x3m, terdiri dari dua pintu bersebelahan. Tidak jauh dari tempat ini terdapat arca manusia yang dibelit ular, arca ini menggambarkan manusia yang terkutuk akibat melakukan perbuatan tidak senonoh.

Komplek Megalitik Talang Tinggi

Terletak di Desa Talang Tinggi, pada perkebunan kopi yaitu di kilometer 5,5 antara Pagar Alam – perkebunan teh Dempo. Situs ini berupa susunan batu menyerupai rumah dengan satu pintu masuk, ukuran 1 x 0,5 m, luas ruangannya 2 x 2 m, tinggi atap 1 m.

Komplek Megalitik Tinggi Hari

Desa Tinggi Hari terletak ±2 Km disebelah tenggara Pagar Alam. Situs cagar budaya yang ditemukan disini adalah berupa rumah batu yang sama seperti yang ditemukan di Desa Talang Tinggi.

SEJARAH LETUSAN


Letusan G.Dempo yang tercatat dalam sejarah menurut Neumann Van Padang (1951) dan Stehn (1934 dan 1940)

1818

Tidak ada keterangan tanggal terjadinya.

Mengakibatkan sebagian hutan rusak, puncaknya menjadi gundul dan kering, pohon-pohon kayu sebagian terbakar dan roboh.

1839

Tidak ada keterangan tanggal terjadinya.

Dari kawah tampak nyala sinar api. Kegiatan ini disertai suara gemuruh. Cabang kayu besar dibagian puncak patah-patah dan terbakar.

1853

Letusan terjadi pada 1 Januari

Keterangan lebih lanjut tidak diketahui.

1879

Pada 18 Mei di daerah Pasumah terdengar suara letusan selama lk 10 detik. Kemudian seketika terlihat sebuah tiang asap berwarna hitam.

1880

Kejadian terjadi dalam Mei.

1881

Pada 16 Pebruari telah terjadi getaran tanah yang ringan, terdengar suara gemuruh. Dalam Desember tampak tiang asap membumbung dari kawah.

1884

Dentuman seperti suara tembakan meriam terdengar dalam Juni dari arah G. Dempo. Dalam bulan Juli berulang-ulang awan asap membumbung dari kawah.

1895

Pada 2 Juli mengepul sebuah tiang asap, sedikit hujan abu jatuh di sekitarnya. Pada 30 September terjadi dua kali letusan abu dan Lumpur, dentuman terdengar satu kali.

1900

Pada 4 Juni terdengar dentuman seperti tembakan meriam dari arah G.dempo, kemudian membumbung tiang asap tinggi. Kegiatan ini terjadi lagi pada 26 dan 27 Oktober.

1905

Tidak ada keterangan waktu terjadi letusan.

Tiap 20 menit terjadi bualan air danau kawah, semburan air berbentuk kerucut mencapai ketinggian lk 12 m.

1908

Pada 16 dan 17 Pebruari terjadi letusan air abu dan lumpur. Air sungai Betung tidak lama sesudahnya menjadi sepet.

1921

Dalam April, Japing mengunjungi kawah Dempo.

Permukaan air danau naik berangsur-angsur seluruhnya ke atas. Kemudian timbul sebuah gumpalanuap tinggi menembus air. Setelah itu permukaan air danau turun kembali sampai permukaan asalnya. Menurut Stehn (1934, p.23), hal ini sama dengan kegiatan gunungapi bawah laut G.Krakatau dalam 1927-1930. Karena tembakan langsung dari tiang uap, sejumlah air naik tinggi.

1922

Pada 19 dan 20 Mei letusan kecil terjadi lk ½ - 1 menit lamanya. Awan uap besar membual.

1926

Pada 22 April G. Dempo, memperlihatkan kegiatannya.

Pada 23 April terdengar suara gaduh (suara air jatuh). Dalam letusan ini mungkin sebagaian air danau kawah terlemparkan. Pada 24 April Pasirah Bumiagung mengunjungi kawah G.Dempo, dilihatnya bahwa dari dalam kawah membual uap dan tiap lima menit terdengar suara gaduh air mendidih, banyak batu dilemparkan.

1934

Pada 24 Januari siang hari di Perkebunan the Gunung Dempo terjadi hujan abu, menyebabkan daun enteh. Tampak seperti kena tetesan air kapur kemudian mengering. Pada 20 dan 21 Pebruari terjadi lagi hujan abu. Hujan abu yang terjadi dimalam hari 24-25 April menyebabkan kerusakan pada daun teh

1936

Dimalam hari 26-27 Nopember terjadi hujan abu berlumpur di kebun the sebelah barat laut. Hujan belerang selama lebih dari ½ jam dan didahului suara gemuruh 3 kali.

1939

Letusan abu terjadi malam hari 18-19 Juli. Abu jatuh disebelah utara perkebunan the G.Dempo. Tebal lapisan abu ½ - 2 mm, daun teh bertotol-totol karenanya. Di siang harinya nampak beberapa kali awan asap keluar dari kawah. Pada 21 Juli diperkebunan terjadi hujan lumpur tipis.Pada 25 Juli letusannya agak kuat yaitu dari pukul 08.25 sampai pukul 08.40, sebuah gumpalan hitam terlihat kemudian jatuh, hujan Lumpur mencapai kebun teh. Pada 27 Juli Krol mengunjungi kawahnya, dilihatnya bekas lemparan air danau kawah lewat pinggir sebelah baratdaya, barat dan utara. Lumpur berwarna putih melintas batu lava hitam di lereng luar kawah. Jadi air danau dilemparkan dan masuk kedalam jurang A. Bayau Kegiatan terakhir tahun ini terjadi pada 19 Desember lk pukul 10, menimbulkan hujan abu tipis di Perkebunan Teh G.Dempo sebelah utara.

1940

Pada 30 Januari pukul 09.30 terdengar suara terus menerus dari G.Dempo dan kelihatan cahaya kilat diatasnya. Pukul 10.15 turun hujan abu. Banjir Lumpur terjadi didalam jalur antara A. Lintangkanan dan Lintangkiri. Marga Babatan, Muaradanau, dan Muarapinang yang dilalui A Bayau sampai beberapa ratus meter kiri-kanannya ditutupi Lumpur mengandung belerang, juga batu dan pohon kayu yang dihanyutkan dari atas. Dibeberapa tempat, Lumpur yang tebalnya 50 cm, menimbun sawah, ladang dan kebun kopi.

7 Pebruari petang hari terdengar gemuruh dua kali.

8 Pebruari pukul 07.30 tampak lagi gumpalan asap membumbung. Dimalam harinya turun hujan abu, juga terasa gempa ringan.

12 Pebruari sering terjadi gumpalan asap, tekanannya lemah.

4 Pebruari Stehn, melakukan pemeriksaan puncak. Makin tinggi mendaki, lapisan abu makin tebal, juga tumbuhan yang rusak makin banyak, cabang pohon kayu banyak yang patah. Kulit kayu dari jenis ‘Viccinium”terkelupas. Kayu yang terbakar sampai jadi arang tidak terdapat. Lapisan lumpur pada umumnya tebalnya 15-25 cm. Didalam kubang lapisan Lumpur lebih tebal lagi. Pad pukul 09.50 di danau kawah terjadi letusan lumpur, mencapai ketinggian lk 60 m. Setelah itu keluar awan uap tebal yang perlahan-lahan membumbung tinggi. Letusan tersebut terjadi berulang-ulang dari pukul 09.50 sampai pukul 12.28. Sebelum terlihat letusan, terlebih dahulu terdengar suara gaduh. Gelombang letusan terjadi di danau dan memukul tepinya, lamanya beberapa ,menit, kemudian permukaan danau tenang kembali. Batu yang terlempar tidak terlihat. Selanjutnya menurut Stehn (1940,p13), letusan ini sama halnya dengan letusan kecil Anak Karkatau atau sama dengan letusan Kawah Ijen dalam Nopember 1936. Pada beberapa hari berikutnya dari tempat sekitar Dempo sering tampak awan letusan lagi. Jatuhnya abu atau Lumpur tampak sebagi tabir kelabu. Kegiatan berakhir pada 21 Pebruari.

1974

Hujan belereng dari Kawah G.Dempo, Harian Gala 1974, p.2 (Bandung).

Karakter Letusan

Letusan preatik danau kawah, diiringi dengan banjir lumpur/lahar letusan, dan hujan

GEOLOGI


Geomorfologi

Satuan morfologi daerah G.Dempo dibagai dalam lima satuan morfologi, yaitu:

Satuan morfologi perbukitan lipatan

Satuan ini menempati daerah timur laut dan menyempit kebagian barat laut daereah G.Dempo. Merupakan perbukitan atau punggungan bergelombang kasar dengan ketinggian antara 500 – 1800m dpl. Sungai-sungai umumnya berstadium muda dan bermuara ke sungai Lintang yang berstadium dewasa.

Satuan morfologi perbukitan vulkanik tua

Menempati bagian baratdaya, berupa bukit-bukit dan kubah lava dengan relief dari sedang-kasar yang disusun oleh batuan piroklastik dan percampuran lava. Ketinggian dari permukaan laut 1000-1400m. Stadium erosi sungai-sungai umumnya relatif muda, dengan anak-anak sungai intermiten.

Satuan morfologi G. Mandiangin

Merupakan daerah tubuh gunungapi yang berada disebelah barat gunung Dempo dengan ketinggian maksimum 2125 m diatas permukaan laut, yaitu bukit Bungkuk. Sedangkan daerah terendah sekitar 600 m diatas permukaan lautm yaitu kaki bagian uatara Gunung Mandiangin.

Satuan morfologi kaki G.Dempo

Merupakan daerah yang relatif landai dengan relief bergelombang halus. Penyebaran satuan ini terutama kearah baratlaut, utara dan timurlaut G.Dempo. Sungai-sungai yang mengalir di daerah ini menunjukan stadium erosi muda sampai dewasa. Batuan utama yang menyusun daerah ini terdiri dari lahar dan batuan piroklastik hasil dari G.Dempo.

Satuan morfologi tubuh dan puncak G,Dempo

Tofografi satuan morfologi ini cukup terjal, sungai-sungai masih berstadium muda, erosi belum lanjut. Sungai-sungai tersebut berpola aliran radier, dengan kerapatan sedang. Relief berkisar dari halus sampai sedang. Batuan penyusun teruatama terdiri dari lava yang diatasnya ditutupi oleh piroklastik.

Stratigrafi

Pembagian satuan stratigrafi daerah G. Dempo dan sekitarnya berdasarkan genetik atau proses terjadinya satuan unit batuan, dalam kaitanya dengan aktivitas vulkanik khususnya di G.Dempo, maka stratigrafi daerah pemetaan disusun dalam urutan sebagai berikut.

Batuan Sedimen Tersier

Merupakan batuan dasar, berada di utara G.Dempo dan membentuk pola perbukitan lipatan. Satuan batuan ini tersusun oleh lapisan batupasir tufaan dan batulempung tufaan dengan ketebalan beberapa sentimeter sampai dua meter.

Batupasir tufaan, putih susu, mengandung kuarsa dan minerl-mineral hitam. Batu lempung, abu-abu kekuningan, mengandung gelas vulkanik.

Vulkanik Tersier

Berada dibagian selatan dan juga menjadi basement dari G.Dempo. Satuan ini terdiri dari lava, abu-bau kehijuan, masif, bertekstur halus-sedang , telah terubah. Fenokrisnya plagioklas, sangat jarang 5%, mineral hitam sangat halus 1%-3%. Aliran piroklastik (Epiklastik ?) dan piroklastik diendapkan dalam lingkungan air, bercampur dengan lignit dan sisa kayu, berwarna merah dan putih susu.

Batuan Intrusi

Terdapat di baratlaut, yaitu di Bukit Gadung dan Bukit Batu, Desa Jarakan, Kecamatan Pendopo. Intrusi diorit porfir – dasit porfir menerobos batuan Vulkanik Tersier, diperkirakan pada Plio-Plistosen.

Batuannya berwarna abu-abu muda, tekstur sedang-kasar, fenokrisnya feldsfar, tidak berwarna, subhedral-anhedral, belahan jelas. Persentase feldsfar/plagioklas sebagai fenokris 50%, yang lainya piroksen dan ampibol 15%. Terdapat juga urat-urat kuarsa tipis yang mengandung pirit dan kalkopirit.

Batuan Gunungapi Mandiangin

Merupakan gunungapi yang tumbuh sebelum G.Dempo, berada disebelah barat G.Dempo. Batuan penyusun G.Mandiangin terdiri dari lava, aliran piroklastik (epiklastik), lahar dan piroklastik, umurnya lebih muda dari Vulkanik Tersier.

Fluviovulkanik

Satuan ini terdapat disebelah timur G.Dempo menempati daerah Tongkok. Batuannya terutama terdiri dari aliran piroklastik, yang lain adalah endapan lahar dan tuf serta endapan sungai. Disebelah utara Pagaralam terutama terdiri atas endapan sungai, endapan lahar dan tuf.

Selang seling lahar, lava, jatuhan piroklastik dan aliran piroklastik

Selang seling batuan ini, dapat diurutkan satuannya dari yang tertua ke yang termuda, sebagai berikut :

Lahar Dempo 1

Lahar Dempo 2

Lava Dempo 1

Lahar Dempo 3

Lava Dempo 2

Jatuhan Piroklastik Dempo 1

Lahar Dempo 4

Lava Dempo 3

Lava Dempo 4

Aliaran Piroklastik Dempo 1

Lava Dempo 5

Lava Dempo 6

Aliaran Piroklastik Dempo 2

Aliaran Piroklastik Dempo 3

Jatuhan Piroklastik Dempo 2

Lahar Dempo 5

Lahar Dempo 6

Lahar Dempo 7

Struktur

Gunungapi Dempo tumbuh didalam suatu zona depresi yang diakibatkan oleh kegiatan tektonik regional Pulau Sumatra pada Kala Plio-Plistosen, yaitu zona lemah tempat pertemuan antara sesar mendatar Semangko, yang berarah barat laut – tenggara dengan sesar yang bearah timur laut – barat daya. Diduga dari titik perpotongan sesar ini terbentuk zona lemah yang memungkinkan naiknya magma ke permukaan bumi dan tumbuhlah Gunungapi Dempo.

Sesar Pamasalak

Sesar ini terletak dibagian timur laut. Merupakan sesar mendatar menganan (dextral) dengan arah relatif baratlaut-tenggara, memotong batuan sedimen Tersier, sehingga dianggap tertua di daerah G.Dempo dan terbentuk sebelum G. Dempo lahir, yaitu pada kala Plio-Plistosen. Panjang sesar diperkirakan 40 Km.

Sesar Jarakan

Sesar ini berpola mengiri (sinistral) dan genesanya diperkirakan sama dengan sesar pamasalak. Poses pergeserannya diakhiri dengan penurunan blok yang berada di timurlaut bidang sesar, sehingga blok yang berada diantara sesar Jarakan dan sesar Pamasalak merupakan daerah depresi. Sebagian besar daerah depresi ini telah ditutupi oleh endapan hasil G.Dempo, sehingga hanya muncul mulai dari daerah Tanjungsalam sampai Nanjungan. Di daerah G.Dempo panjang bidang sesar sekitar 10 Km.

Sesar Muara Seban

Sesar normal Muaraseban relatif berarah timurlaut-baratdaya, blok bagian utara relatif turun terhadap blok bagian selatan. Sesar ini memotong batuan Vulkanik Tersier, sehingga diduga berumur Plio-Plistosen. Di daerah Gunungagung Hilir sesar ini terpotong oleh sesar yang lebih muda yang berarah baratlaut-tenggara, sehingga kesannya tidak menerus.

Sesar Tanjung Payang

Sesar normal Tanjung Payang relatif berarah utara-selatan dan memotong sesar pamasalak. Blok bagian barat sesar relatif turun terhadap blok bagian timur. Penarikan sesar ini berdasarkan adanya kelurusan anak Sungai Lintang, kelurusan tofografi dan zona hancuran. Diperkirakan berumur kuarter yang terbentuk setelah pemunculan G.Dempo, berdasarkan endapan yang terpotong oleh sesar ini.

Sesar Muara Pinang

Merupakan sesar normal berarah timurlaut-baratdaya, blok bagian utara relatif turun terhadap blok bagian selatan Sesar ini memiliki arah yang sejajar dengan sesar Muara Seban dan ditafsirkan juga mempunyai generasi yang sama. Sesr ini berkembang pada batuan sedimen Tersier.

Rekahan Puncak

Kelurusan rekahan ini berupa sebuah gawir memanjang dibagian Kawah Merapi, yang dinterpretasikan sebagai rekahan puncak. Kawah Merapi sendiri tidak terpotong oleh kelurusan ini, jadi dianggap bahwa Kawah Merapi terbentuk kemudian..

GEOFISIKA


Dari monitoring dengan menggunakan pesawat seismograp PS-2, G.Dempo didominasi gempa-gempa Tektonik Jauh. Selama tahun 2002 dan bulan Januari 2003, rata-rata Gempa Tektonik Jauh 88,6/bulan, Tektonik Lokal 2,5/bulan, Vulkanik A 2,58/bulan.

Data kegempaan D.Dempo selama tahun 2002 dan Januari 2003

BLN

JENIS GEMPA

TAHUN

TJ

TL

VA

VB

Terasa

Jan-02

81

4

3

Feb-02

33

1

2

1

Mar-02

30

3

1

Apr-02

98

1

2

May-02

97

3

3

Jun-02

145

2

3

Jul-02

46

1

Aug-02

82

1

1

Sep-02

50

2

Oct-02

135

2

4

Nov-02

168

4

7

1

2

Dec-02

111

5

3

1

Jan-03

76

2

1

Rata-rata

88.62

2.5

2.58

1

1.33

GEOKIMIA


Analisa Batuan

Analisa kimia pada empat contoh batuan vulkanik yaitu lava andesit, didapat parameter SiO2 dan K2O sebagai berikut :

Analisa kimia lava andesit

Contoh

Persentase, %

SiO2

K2O

TBR.01

51,27

6,31

TBR.02

46,42

2,40

ZAR.01

51,40

9,08

ZAR.02

46,40

4,63

Hasil tersebut diatas kalau dimasukan dalam Model Variantion Diagram of SiO2 versus K2O and Clasification of Volcanic Rock (Irvine,1971), jenis batuan vulkanik complek Gunung Dempo termasuk dalam Suite Shonsonite Klas Absarokte.

Analisis Air

Dalam analisa air, contoh yang diambil adalah air sungai dan mataair panas. Contoh air yang diambil adalah 11 buah, dan juga dilakukan pengukuran langsung untuk derajat keasaman, bau dan rasa.

Derajat keasaman air danau kawah dan sungai di sekitar G. Dempo, 1994

No

No.Contoh

Lokasi

pH

Bau

Rasa

Warna

Keterangan

1

RW.W.01

Danau Kawah

0,8

Belerang

Pahit-Asam

Keruh-Putih

Data . R.Whandoyo, 1992

2

TB.W.01

A.Putri Daratan

4

-

Tawar

Jernih

Dianalisa

3

TB.W.02

A. Selangis

4

-

Tawar

Jernih

Dianalisa

4

ZA.W.01

A.Buah

4

Belerang

Kelat

Jernih

Dianalisa

5

ZA.W.02

A. Litap

6

Belerang

Kelat

Jernih

Dianalisa

6

ZA.W.03

A. Bayau

4

Belerang

Kelat

Agak Keruh

Dianalisa

7

ZA.W.X

A. Luang

5

-

Kelat

Agak Keruh

Tidak Dianalisa

8

ZA.W.XX

A. Bakar

4

-

Tawar

Jernih

Tidak Dianalisa

9

ZA.W.04

A. Kandis

4

Belerang

Kelat

Keruh

Dianalisa

10

ZA.W.05

A Durian

4

Belerang

Kelat

Jernih

Dianalisa

11

TB.W.X

A. Betung

5

-

Tawar

Agak Keruh

Tidak Dianalisa

12

ZA.W.06

A. Gaung Besar

6

-

Tawar

Jernih

Dianalisa

13

TB.W.XX

A. Jadan

5

-

Tawar

Jernih

Tidak Dianalisa

14

TB.W.03

A. Manna

5

-

Tawar

Jernih

Dianalisa

15

TB.W.04

A. Kerinjing

5

-

Tawar

Jernih

Dianalisa

16

TB.W.05

APTS

8

Belerang

Kuat

Kelat

Jernih

Dianalisa

Air pemandian putri dan sungai banyu

Berdasarkan hasil analisa kimia air, tidak ada hubungan antara air Danau Kawah dengan Mataair Pemandian Putri, Sungai Bayau dan sungai-sungai lainnya.

Angka pH pada sungai-sungai yang ada, pH-nya dibawah 6,5 kondisi ini terlalu asam dan tidak baik untuk air minum. Mataair Pemandian Putri yang dipakai untuk air minum oleh para pendaki ternyata kekurangan unsur Ca2+ dan Mg2+ kondisi ini kalau terpaksa masih bisa tapi jangan secara menerus.

Sungai Bayau konsentari SO4-nya melebihi ambang batas, ini mungkin pengaruh rempah-rempah dari Kawah Merapi (abu gunungapi).

Analisa contoh air disekitar G.Dempo dan parameter air Golongan A

No

PARAMETER

UNIT

HASIL ANALISA AIR

BAKU MUTU

Kawah

Bayau

Gaung Besar

Kawah Pemandian Putri

Air Minum

Gol. A

1

PH

-

0,8

4

6

4

6,5-8,5

2

Kesadahan Jumlah

mg/l

CaCo3

235,95

64,04

44,03

88,05

-

3

Calcium (Ca)

mg/l

763,07

14,43

8,02

29,66

75

4

Magnesium (Mg)

mg/l

602,39

0,56

0,48

0,35

30

5

Kalium (K)

mg/l

-

1,30

1,50

4,70

-

6

Natrium (Na)

mg/l

17.961,32

5,90

6,30

7,50

0,1

7

Besi (Fe)

mg/l

3,25

0,03

0,00

6,32

0,10

8

Mangan (Mn)

mg/l

0,00

0,00

0,00

0,00

0,05

9

Tembaga (Cu)

mg/l

-

0,10

0,00

1,44

0

10

Klorida (Cl)

mg/l

21.300,00

17,75

21,30

3,55

100

11

Nitrat (NO3)

mg/l

0,001

0,04

0,29

0,36

5

12

Sulfida (NO3)

mg/l

0,00

0,00

0,00

0,00

0

13

Sulfat (SO4)

mg/l

8,500

21,16

7,50

110,00

200

14

Posfat (PO4)

mg/l

3,65

0,01

0,18

0,01

-

MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI


Sistem Pemantauan

Sejak bulan September 1999 alat pemantauan G.Dempo menggunakan VCO jenis MEQ-800, transmitter dengan frekuensi 164500 Hz, seimometer jenis Ranger, solar panel, antene, accu dan regulator, dipasang pada lereng timur G.Dempo dengan posisi geografis 04°01.613’ Lintang Selatan dan 10°309.238’ Bujur Timur, pada ketinggian 1730m dpl. Sementara di Pos Pengamatan G.dempo dipasang Recorder Kinemetrik PS-2, dengan gain 60 kali, receiver, antene, solar panel dan accu.

Dalam usaha untuk memperkecil resiko bencana bila terjadi letusan G. Dempo, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah melakukan pembuatan Peta Kawasan Rawan Bencana (Peta Daerah Bahaya). Berdasarkan bentang alam (morfologi dan topografi), sifat kegiatan gunungapi dan penyebaran bahan letusan masa lampau, maka daerah bahaya G.Dempo dibagi dua, yaitu : Daerah Bahaya dan Daerah Waspada.

Daerah Bahaya

adalah daerah yang diperkirakan dapat terlanda langsung oleh material letusan gunungapi, seperti awan panas, leleran lava, jatuhan batu pijar dan hujan abu lebat. Daerah bahaya ini meliputi daerah berbentuk lingkaran dengan radius 5 km dari pusat letusan, dalam hal ini asumsi yang dipakai sebagai pusat letusan adalah Kawah VI.

Daerah Waspada

hanyalah perluasan dari Daerah Bahaya, meliputi daerah berbentuk lingkaran diluar Daerah Bahaya dengan radius lk 8 km.

DAFTAR PUSTAKA


· Kadarsetia Dkk, 1989, Laporan Pemetaan Geologi G.Dempo, Kabupaten Lahat - Sumatera Selatan, Direktorat Vulkanologi

· Gede Sunatika, Estu Kirswati dkk, 1999, Pengamatan dan Pemasangan Peralatan Kegempaan G.Demp, Sepetember 1999, Direktorat Vulkanologi.

· K. Kusumadinata, 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi.

· Mulayadi dkk, 1999, Laporan Inventarisasi Potensi Wisata G.Dempo, Sumatra Selatan. Diraktorat Vulkanologi

· Sumarna Hamidi, 1990, G. Dempo, Direktorat Vulkanologi

· Wikarta Diputra. S, Sumpena. A, 1990, Pemetaan Daerah Bahaya G.Dempo, Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatra Selatan, Diraktorat Vulkanologi.

· Zamril, Thomas B Martono, 1994, Pemantauan Aktivitas Gunungapi Dempo dan Aspek Geokimia Daerah Kecamatan Pagaralam, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Dokumentasi Peta dan Foto Udara

· Peta Daerah Bahaya G.Dempo, 1990, skala 50.000.( tidak dipublikasi)

· Peta Geologi G.Dempo, 1989, skala 50.000. (tidak dipublikasi)

Lain - lain

· Kontak Person

1 komentar:

  1. maaf itu ketinggian g.demponya salah bukannya 3.159 itu 3.04 mdpl????

    BalasHapus